Pendekatan open-ended adalah "an
instructional strategy that creates interest and stimulates creative
mathematical activity in the classroom through students’ collaborative work.
Lessons using open-ended problem solving emphasize the process of problem
solving activities rather than focusing on the result" (Shimada
&Becker, 1997; dan Foong, 2000).
Pembelajaran dengan pendekatan
Open-Ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan
pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan
banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga
merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan
sesuatu yang baru.
Pendekatan Open-Ended juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang
diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada
lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa
terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran
pembelajaran dengan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan
interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab
permasalahan melalui berbagai strategi.
Menurut Suherman dkk (2003:123)
problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem
tak lengkap atau disebut juga Open-Ended problem. Siswa yang dihadapkan dengan
Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi
lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Dalam metode mengajarnya, satu
permasalahan Open-ended ditujukkan kepada siswa, dikerjakan dengan menggunakan
banyak cara yang benar dan ternyata memberikan pengalaman untuk menemukan
sesuatu yang baru selama proses pemecahan masalahnya. Aktivitas matematika yang
dihasilkan dengan menggunakan masalah Open-ended sangat banyak dan cerdik
sehingga guru dapat mengevaluasi keterampilan berpikir tingkat tinggi
Apabila guru telah mengkonstruksikan
atau menformulasi masalah Open-Ended dengan baik, tiga hal yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran sebelum masalah itu ditampilkan di kelas
adalah:
·
Apakah
masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?
·
Apakah
tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa?
·
Apakah
masalah itu mengundang konsep matematika lebih lanjut?
Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis Masalah yang digunakan dalam
pembelajaran melalui pendekatan open ended adalah masalah yang bukan rutin yang
bersifat terbuka. Sifat "keterbukaan" dari suatu masalah dikatakan
hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan
atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut.
permisi, soal2 yang bisa digunakan dalam open ended sperti apa?
ReplyDeleteboleh share k'sni rai_smada@yahoo.co.id