Psikologi Perkembangan Kognitif Piaget - Hardy Math

Thursday, January 10, 2013

Psikologi Perkembangan Kognitif Piaget

Teori dari Piaget yang paling penting diketahui para guru matematika adalah, perkembangan kognitif seorang siswa sangat bergantung kepada seberapa jauh si anak itu dapat memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Piaget, ada tiga aspek pada perkembangan kognitif seseorang, yaitu: struktur, isi, dan fungsi kognitifnya. Struktur kognitif atau skemata (schema), merupakan organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu berinterkasi dengan lingkungannya. Isi kognitif merupakan pola tingkah laku seseorang yang tercermin pada saat ia merespon berbagai masalah, sedangkan fungsi kognitif merupakan cara yang digunakan seseorang untuk memajukan tingkat intelektualnya, yang terdiri atas organisasi dan adaptasi. Dua porses yang termasuk adaptasi adalah asimilasi dan akomodasi.


A.    Empat Tahap Perkembangan

Piaget membagi perkembangan kognitif seseorang dari bayi sampai dewasa atas tahap seperti ditunjukkan tabel berikut:

No
Umur (Tahun)
Tahap
1.
2.
3.
4.
0 – 2
2 – 7
7 – 11
11 +
Sensori Motor
Pra-opersional
Operasional Konkret
Operasional Formal

Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak belajar menggunakan dan mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh  dan alat-alat indera mereka.
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten. Pada tahap ini, anak masih mengalami kesulitan dalam melakukan pembalikan pemikiran (reversing thought) serta masih mengalami kesulitan bernalar secara induktif maupun deduktif, namun pemikirannya masih dalam tahap taransduktif, yaitu suatu proses penarikan kesimpulan dari hal khusus yang satu ke hal khusus yang lain.
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
Pada tahap operasional formal (11+ tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Dengan kata lain, mereka sudah mampu melakukan abstraksi, dalam arti mampu menentukan sifat atau atribut khusus sesuatu tanpa menggunakan benda nyata. Pada tahap ini, kemampuan bernalar secara abstrak meningkat, sehingga seseorang mampu untuk berpikir  secara deduktif.

Tahun-tahun yang dicantumkan oleh Piaget di atas dapat dijadikan sebagai rujukan para guru. Alasannya, mungkin kondisi para siswa Indonesia agak berbeda dengan siswa yang diteliti Piaget. Di samping itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa bagi seseorang yang telah berada pada tahap operasional formal sekalipun, untuk hal-hal yang baru, mereka masih membutuhkan benda nyata ataupun gambar/diagram. Karenanya, faktor ‘nyata’ atau ‘real’ pada proses pembelajaran ini akan sangat menentukan keberhasilan ataupun kegagalan pembelajaran di kelas.

B.     Proses Perkembangan Kogntitif

Diagram ini menunjukkan bahwa proses perkembangan kognitif seorang anak melalui proses adaptasi dan organisasi ditunjukkan Piaget melalui diagram di bawah ini.

Diagram di atas menunjukkan bahwa menurut Piaget, perkembangan kognitif siswa melalui adanya pengalaman baru yang lalu dikaitkan atau dihubungkan dengan struktur kognitif (schema), melalui proses adaptasi yang terdiri dua proses yang dapat terjadi bersama-sama, yaitu:

Asimilasi, yaitu suatu proses  dimana suatu informasi atau pengalaman baru disesuaikan dengan kerangka kognitif yang ada di benak siswa.
Akomodasi, yaitu suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang ada di benak siswa karena adanya pengalaman yang baru dialaminya.

Karena itulah, pengikut Piaget meyakini bahwa pengalaman belajar aktif cenderung lebih meningkatkan perkembangan kognitif daripada pengalaman belajar pasif. Aktif di sini berarti si siswa melibatkan mentalnya selama proses pembelajaran.

Integral harus diasimilasi sebagai invers suatu turunan (anti differensial). Artinya  adalah menentukan F(x) sedemikian sehingga differensial dari F(x) adalah f(x). Akibat selanjutnya, akan terjadi perubahan atau pengembangan kerangka kognitif si siswa sesuai pengalaman baru yang. didapatnya. Kerangka kognitifnya tidak hanya berkait dengan differensial saja, akan tetapi berubah dan bertambah dengan konsep integral sebagai invers turunan (anti differensial).

A.    Faktor yang Mempengaruhinya

Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif seseorang dipengaruhi oleh empat hal berikut:
1.      Kematangan (maturation) otak dan sistem syarafnya.
2.      Pengalaman (experience) yang terdiri atas:
a. Pengalaman fisik (physical experience), yaitu interaksi manusia dengan lingkungannya.
b. Pengalaman logiko-matematis (logico-mathematical experience), yaitu kegiatan-kegiatan pikiran yang dilakukan manusia. Contohnya, ini lebih tinggi dari itu, karena ....
3.      Transmisi sosial (social transmission), yaitu interaksi dan kerjasama yang dilakukan oleh manusia dengan orang lain
4.      Penyeimbangan (equilibration), suatu proses, sebagai akibat ditemuinya pengalaman (informasi) baru, seperti ditunjukkan diagram di atas.

No comments:

Post a Comment