Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PGSD Universitas Terbuka - Hardy Math

Thursday, August 4, 2016

Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PGSD Universitas Terbuka

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Memasuki abad ke-21 ini dunia pendidikan menghapi tantangan yang tidak ringan, terutama di bidang IPTEK yang sangat pesat. Perubahan masyarakat dunia maupun masyarakat kita sendiri dibidang sosssial budaya dan berkembangnya isu bahwa kualitas pendidikan rendah. Oleh karena itu untuk menghadapi tantangan tersebut pendidkan dan pembelajara perlu adanya perubahan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berbagai upaya telah dilakukan di bidang pendidikan. Misalnya dkeluarkan UU SISDIKNAS  no 2 tahun 1985 dan program pendidikan 9 tahun serta diberlakukannya kurikulum- kurikulum baru seperti kurikulum 2004, KBK, KTSP.
Namun satu hal yang penting yaitu guru sebagai pelaksana langsung pencapaian tujuan pembelajaran perlu meningkatkan kualitas proses pembelajaran yaitu dengan memperhatikan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan yang dimiliki itu kepada peserta didiknya. Maka dari itu peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi masalah tersebut.
Di SD Negeri 2 Mengandung Sari Kecamatan sekampung Udik Kabupaten Lampung timur ditentukan ketuntasan minimal untuk pelajaran Matematika adalah 60 keatas. Sedangkan siswa dikatakan belum berhasil apabila mendapat nilai kurang dari 60.
Metode penemuan pada pembelajaran Matematika dimaksudkan untuk mendorong siswa dalam memahami sesuatu yang bersifat fakta atau relasi Matematika yang masih baru bagi siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus tertentu. Setelah menemukan fakta/relasi siswa diminta untuk menarik suatu generasi dari apa yang mereka temukan sendiri.


1.        Identifikasi Masalah
a.         Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Mengandung Sari dalam pembelajaran Matematika
b.        Belum adanya metode pembelajaran yang tepatpadapembelajaran Matematika

2.        Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka analisis masalahnya, yaitu :
a.         Pembelajaran yang kurang tepat
b.        Metode yang digunakan kurang bervariasi
c.         Berpusat pada guru sehingga situasikelas kurang hidup
d.        Tidak menggunakan alatperagayang memadai
e.         Masih kurangnya menggunakan lembar kerja siswa

3.        Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah diatas, dapat dikemukakan alternatifpemecahan masalah adalah bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang simetridan tidak simetripada bangun datar kelas IV SD Negeri 2 Mengandung Sari dapat menggunakan model pembelajaran Inkuiri.

B.       Rumusan Masalah
       Berdasar uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.    Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan metode  penemuan/inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika di SD Negeri 2 Mengandung Sari Tahun 2015/2016?
2.    Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Matematika dengan menggunakan metode penemuan /inkuiri di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016?
3.    Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan metode inkuiri di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016?

C.      Tujuan Penelitian
Berdasar permasalahan diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.        untuk mengetahui bagaimana pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016
2.        Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode inkuiri di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016
3.        Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode inkuiri di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016

D.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.        Guru
       Guru akan memiliki gambaran tentang pembelajaran Matematika yang efektif dan menyenangkan sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelass sekaligus dapat memecahkan permasalahan pembelajaran. Diharapkan dapat mengembangkan profesinya sehingga menjadi guru yang professional.
2.        Siswa
       Siswa  akan mudah memahami materi pelajaran sehingga menjadi aktif dan dapat meningkatkan belajarnya. Melatih siswa dalam bekerja sama dalam memecahkan masalah.
3.        Lembaga
       Bagi lembaga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu topik dan cara pembelajaran Matematika pada siswa SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016 dengan metode inkuiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Pengertian Hasil Belajar
       Hasil belajar siswa merupakan hasil dari proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Menurut Oemar Hamalik ( 2004 : 30 ) hasil belajar adalah “ bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak mau menjadi tau, tidak mengerti menjadi mengerti”.
       Menurut Nana Sujdana( 2002 : 22 )” hasil belajar pada siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas  mencakup bidang kognitif, efektif, afektif dan psikomotor”.
       Menurut E.Mulyasa ( 2009 : 212 )“ Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan prilaku yang bresangkutan.
       Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Muhibbin Syah ( 2011 : 129 ), sebagai berikut :
1.        Faktor Internal Siswa
a.     Aspek Fisiologis : yang bersifat Jasmaniah, Mata, Telinga
b.    Aspek psikologis
-        Faktor Intelektif : Kecerdasan Bakat
-        Faktor Non Intelektif : Sikap, Minat, Kebutuhan, Motivasi

2.        Faktor ekternal
a.     Lingkungan Sosial : Keluarga,Guru, dan Staf, Masyarakat, Teman.
b.    Lingkungan Non Sosial : Kondisi Rumah, Sekolah, Peralatan, Alam.
3.        Faktor pendekatan belajar
       Dari pendapat diatas, dapat diambil pengertian bahwa hasil belajar merupakan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam dirinya ( Faktor Internal ) maupun dari luar diri ( Faktor Esktenal ) individu dan faktor pendukung dalam pembelajaran. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar

B.       Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan member petunjuk kepada guru di kelas (Suprijono, 2010 : 45 46 ).
Model pembelajaran terdiri atas tiga bagian, yaitu model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan diri secara individu dan sumbangan dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok ( Chotimah, dkk, 2009 : 2 ).
Karakteristik model pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu :
a.         Peserta didik bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b.        Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c.         Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d.        Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu ( Chotimah, Dwitasari, 2009 : 3 ).

Tiga tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial ( Ismono, dkk,2000 : 6 ).
       Dalam pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu:
1.  
Keunggulan Pembelajaran Kooperatf
a.         Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b.        Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.         Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d.        Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.
e.         Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
f.         Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.
g.        Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h.        Ineraksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
2.   Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a.         Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang perlu waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebuihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
b.        Ciri utama kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c.         Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d.        Keberhasilan kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali penerapan strategi ini.
e.         Walaupun kemauan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena idealnya melalui kooperatif selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah. ( Sanjaya, 2010 : 249 251 )

1.        Pendekatan Ketrampilan Proses Belajar Mengajar   Matematika SD
Pendekatan Konsep
       Guru Matematika SD mempunyai tugas yang kompleks yaitu memahami dengan baik materi yang akan diajarkan, memahami dan memanfaatkan dengan baik siswa  belajar Matematika memahami cara mengajarkan Matematika yang efektif, menggunakan cara-cara pembelajaran Matematika
       Tujuan pembelajaran Matematika SD menurut kurikulum 2004 adalah mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan panyelidikan, ekspositoris dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model Matematika serta sebagai alat komunikasi melalui Simbol, Tabel, Grafik, Diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Teori belajar Matematika
       Untuk mengajar Matematika di SD menurut Winataputra (2007:7) ada 6 teori yaitu sebagai berikut:
1.         Teori belajar William Brownell
       Anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanent atau terus menerus untuk waktu yang lama. Salah satu cara bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman tentang Matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika mereka mempelajari konsep Matematika.
2.    Teori Belajar Zolton P. Dienes
       Dengan menggunakan berbagai sajian tentang suatu konsep Matematika, anak-anak akan dapat memahami secara penuh konsep tersebut jika hanya dibandingkan dengan satu macam sajian.
3.    Teori belajar Jean Piaget
       Perkembangan mental setiap pribadi melewati 4 tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasi kongkrit, dan tahap operasi formal.
4. Teori belajar Albert Bandura
       Belajar yang menekankan pada pemerolehan kompleks melalui pengamatan modeled behavior / prilaku yang diteladani beserta konsekuensinya terhadap individu.
5.    Teori Jeremi S. Bruner
       Metode belajar merupakan factor yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan suaatu kemampuan khusus. Metode yang sangat didukung oleh Jeromi S. Bruner adalah metode belajar dengan penemuan (inkuiri).
6.    Teori belajar Robert M. Gagne
       Hasil belajar lebih penting dari pada proses belajar. Tujuan pembelajaran adalah pemerolehan kemampuan-kemampuan yang telah dideskripsikan secara khusus dan dinyatakan istilah-istilah tingkah laku

2.        Cara-cara pembelajaran Matematika
       Cara-cara pembelajaran Matematika di sekolah dasar yang di anggap sesuai saat ini menurut Mahsetyo (2007:26) adalah sebagai berikut: 
1.        Problem Solving / pemecahan masalah
       Ciri utama problem solving adalah adanya masalah yang tidak rutin (non routine problem) pada awalnya pembelajaran ini mengalami kesulitan mengerjakanya namun seterusnya menjadi terbiasa dan cerdas dalam memecahkan masalah setelah memperoleh banyak latihan.
2.    Mathematical Investigation
       Mathematical Investigation adalah penyelidikan Matematika tentang masalah yang dapat di kembangkan menjadi model Matematika berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam dan bersifat open ended. Kegiatan belajar dapat berupa cooperative learning.
3.    Contextual Learning
       Contextual Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan atau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang factual atau keadaan nyata yang dialami siswa.

4.    Inkuiri       
       Metode pembelajarn ini mendorong sswa untuk memahami suatu fakta atau relasi Matematika dalam mengkaji dan menemukan sendiri sehingga siswa dapat menarik kesimpulan sendiri.

3.        Proses Belajar Mengajar Matematika
       Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hudojo (2002:92) belajar merupakan proses aktiv dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Menurut Bell Gredler dalam Winata putra (2007:5) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, ketrampilan dan sikap. Selanjutnya menurut Yuli Kurnia (2005:8) belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan  atau prilaku yang dihasilkan oleh pengalaman, perubahan tidak terjadi semata-mata terjadi melalui maturasi atau kondisi-kondisi bersifat sementara.
       Dari beberapa pengertian diatas, belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam arti belajar adalah perubahan terjadi secara sadar, bersfat kontinyu dan fungsional, positif dan aktif bukan bersifat sementara, perubahn tersebut bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek tingkah laku.
       Mengajar merupakan proses aktif guru untuk membimbing siswa dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar (Ariifin;2003:8). Karena kegiatan belajar merupakan hal yang wajib dikerjakan oleh individu, maka guru hendaknya memberikan bimbingan dan dorongan kepada siswa agar timbul motivasi pada diri siswa sebagai motivasi ekstrinsik. Selanjutnya mengajar menurut Usman dan L. Setiawan (1993:4) adalah usaha untuk mengkoordinasikan lingkungannya dengan siswa dan bahan pangajaran sehingga menimbulkan proses belajar pada siswa. Dari pendapat tersebut mengajar merupakan suatu kegiatan atau proses yang menyediakan kondisi yang merangsang kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap nilai-nilai tertentu.

C.      Metode Inkuiri
Pembelajaran menggunakan metode inkuri/penemuan merupakan suatu model pengajaran, mendorong siswa untuk memahami fakta/relasi Matematika yang masih baru bagi siswa. Misalnya pola-pola atau rumus tertentu.
Fakta atau relasi sebenarnya sudah ada atau datemukan sebelumnya namun belum pernah digunakan secara langsung oleh guru. Kegiatan dalam metode ini menggunakan konsep maupun ketrampilan Matematika dalam kaitan dengan pemecahan masalah. Menurut Muhsetyo (2007:35) metode penemuan (inkuiri) dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1.    Penemuan Murni
Pelajaran terfokus pada siswa, tidak terfokus pada guru, siswa yang menentukan tujuan dan pngalaman belajar yang diinginkan kepada para siswa kemudian siswa diminta untuk mangkaji dan menemukan fakta atau relasi yang terdapat dalam masalah tadi yang ahkhirnya siswa juga yng menarik kesimpulan dari apa yang mereka temukan. Siswa hamper tidak mendapat bimbingan guru.
2.    Penemuan Terbimbing
Guru mengarahkan atau memberi petunjuk kepada siswa tentang materi pelajaran. Bimbingan yang diberkan sangat tergantung kepada kemampuan siswa dan topik yang dipeljari. Bimbingan bisa berupa petunjuk, arahan, pertanyaan atau dialog sehingga diharapkan siswa sampai pada kesimpulan sesuai dengan yang diinginkan guru. Guru harus sudah merancang secara jelas kesimpulan apa yang harus ditemukan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1.        Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan belajarnya.
2.        Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
3.        Melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
4.        Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

 Alasan penggunaan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1.        Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
2.        Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tetapi juga lingkungan sekitar.
3.        Melatih siswa untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4.        Penanaman kebiasaan untuk belajar seumur hidup.

D.      Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian Jumiati, mahasiswa Universitas Terbuka tahun 2008 dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dalam menentukan sifat-sifat Bangun Datar Sederhana dengan Menggunakan Metode Penemuan Melalui Model Pembelajaran Koopertif” diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dalam menggunakan metode inkuiri adalah memuaskan. Hasil penelitiannya juga menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa dalam pembelajaran sangat memuaskan.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.      Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian
1.        Subyek penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Mengandung Sari Kecamatan  Sekampung Udik Kabupatan Lampung Timur, dengan jumlah siswa 15 anak, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Tabel 3.1 : Daftar nama siswa dan jenis kelamin

No
Nama siswa
Jenis Kelamin
1
Alya Herawati
P
2
Amanda
P
3
Bagus Santoso
L
4
Balqis lutfhi aqila
P
5
Dava Chautama
L
6
Dedi Setiawan
L
7
Dina Meristika
P
8
Ismaya Trisna Nabila
P
9
Farel Saputra
L
10
Gilang Ramadhan
P
11
Yussy Ariska Mahdani
P
12
Marlin Tri Susilowati
P
13
SalwaThalita Azzahra
P
14
Raditio Galih Kurniawan
L
15
Muhammad Dinul Qowim
L

Subyek pelaku tindakan kelas adalah guru kelas IV yang dibantu oleh teman sejawat dan kepala sekolah selama melaksanakan penelitian. Mata pelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran adalah pelajaran Matematika kelas IV, khususnya pada materi simetri bangun datar.

2.        Tempat  Penelitian
Lokasi penelitian pembelajaran adalah di SD Negeri 2 Mengandung Sari Kecamatan sekampung Udik Kabupaten Lampung timur. Adapun waktu penelitian pembelajaran ini dilakukan pada semester II tahun Pelaajaran 2015/2016. Mata pelajaran Matematika, tentang simetri lipat matematika bangun datar dengan metode inkuiri.

3.        Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam Tiga siklus, Pra siklus dilaksanakan pada hari Rabu 11 Mei 2016, siklus I pada Hari Rabu 18 Mei 2016, siklus II pada Hari Rabu 25 Mei 2016, dan sesuai dengan jadwal kegiatan. Penelitian ini di bantu oleh teman sejawat sebagai rekan kerja dan pengamat dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 : Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran Matematika

Hari/Tanggal
Jam Ke
Mata Pelajaran
Keterangan
Rabu,11-05-2016
1-2
Matematika
Pra Siklus
Rabu, 18-05-2016
1-2
Matematika
Siklus I
Rabu, 25-05-2016
1-2
Matematika
Siklus II


B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:
1.        Perencanaan
2.        Pelaksanaan
3.        Pengumpulan Data
4.        Pefleksi
Empat tahap dalam satu putaran pada penelitian adalah:
1.        Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian pada tahap ini peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan penelitan, serta membuat rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain itu tahap ini juga dipersiapkan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yang akan digunakan
2.        Tindakan atau Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan yang harus dilaksanakan peneliti sebagai upaya untuk melaksanakan perbaikan kegiatan belajar mengajar serta mengamati hasil dan proses kegiatan belaar mengajar yang dilakukan oleh teman sejawat
3.        Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan data untuk mendapatkan hasil.
4.        Refleksi (analisis dan interpretasi)
Pada tahap ini peneliti bersama guru dan teman sejawat sebagai pengamat melihat serta mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan.

Siklus I
1.        Rencana Tindakan Perbaikan atau Tahap Rancangan
a.         Penyusunan RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk observasi proses belajar mengajar yang bisa dilakukan guru, pada pelajaran Matematika. Banyak ditemukan kesalahan konsep ketika guru menerangkan materi pelajaran. Setelah itu peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan metode penemuan berdasarkan materi pelajaran yang diberikan.
b.        Kegiatan selanjutnya terdiri dari kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, merencanakan alat yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.
c.         Mempersiapkan daftar pengamatan sebagai acuan untuk mengumpulkan data tentang  prestasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d.        Memberikan tes di akhir pelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan prestasi.
2.        Pelaksanaan Perbaikan
a.         Saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat yang memantau jalannya proses pembelajaran yang hasilnya berupa rekaman data kegiatan pembelajaran.
b.        Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan untuk meningkatkan prestasi belajar dimana guru menggunakan media yang mendukung sesuai dengan materi yang disampaikan, guru kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru.
3.        Pengumpulan Data
a.         Pada waktu guru mengajar, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat kejadian-kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana data prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan.
b.        Untuk mengetahui perkembangan prestasi, siswa diberi angket prestasi belajar pada awal kegiatan sebelum melakukan tindakan dan juga pada lembar jawaban observasi prestasi belajar yang dibawa peneliti. Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dilakukan melalui tes yang diberikan setiap akhir siklus.
4.        Refleksi
       Dari hasil observasi, dilakukan analisis pada tindakan I kemudian dilanjutkan dengan refleksi yang dilakukan bersama teman sejawat, perlu dilakukan tindakan selanjutnya.
Tabel 3.3 : Keaktivan Siswa Peserta Didik Kelas IV Dalam Pembelajaran     Matematika


No

Nama Siswa
Keaktivan Siswa
Aktiv
Kurang Aktiv
Tidak Aktiv
1
Alya Herawati



2
Amanda



3
Bagus Santoso



4
Balqis lutfhi aqila



5
Dava Chautama



6
Dedi Setiawan



7
Dina Meristika



8
Ismaya Trisna Nabila



9
Farel Saputra



10
Gilang Ramadhan



11
Yussy Ariska Mahdani



12
Marlin Tri Susilowati



13
SalwaThalita Azzahra



14
Raditio Galih Kurniawan



15
Muhammad Dinul Qowim




Tabel 3.4 : Lembar Pengamatan Perbaikaan Pembelajaran

No


Aspek yang diobservasi

Kemunculan

Komentar
Ada
Tidak Ada
1
Penjelasan konsep oleh guru


Cukup
2
Pemberian contoh


Cukup
3
Pemberian Latihan


Cukup
4
Penggunaan alat peraga


Kurang maksimal
5
Penggunaan metode mengajar




·         Ceramah


Terlalu panjang

·         Tanya Jawab


Tidak terkonsep

·         Diskusi Kelompok


Kurang maksimal

·         Latihan/Penugasan


Cukup
6
Penguasaan Konsep/hasil belajar


Cukup
7
Aktivitas siswa


kurang
8
Pengorganisasian materi ( sistematis, logis )


Cukup
9
Pemilihan sumber/media pembelajaran


Baik
10
Kejelasan skenario pembelajaran ( kegiatan awal, inti, akhir )


Baik
11
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan pembelajaran


Baik
12
Kelengkapan instrument ( soal, kunci, peoaman penskoran


Baik

Beri tanda chek ( Ö ) pada kolom Ada / Tidak Ada


Prosedur Penilaian Siklus II
1.        Rencana Tindakan Perbaikan (perencanaan)
a.         Rencana tindakan kelas siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama siklus I. pada siklus I guru menyampaikan materi dengan metode penemuan dengan menggunakan media gambar tidak dengan media benda nyata.
b.        Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II sebagai kelengkapan proses belajar mengajar.
c.         Mempersiapkan daftar pengamatan sebagai acuan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d.        Memberikan tes pada akhir pelajaran untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa.
2.        Pelaksanaan Perbaikan
a.         Tindakan pada siklus II disusun berdasarkan refleksi dari hasil tindakan pertama. Hasil analisis data pada siklus I tersebut digunakan sebagai acuan refleksi untuk menentukan rencana tindakan tahap ke II dengan mengadakan beberapa perbaikan dari rencana tindakan tahap pertama.
b.        Pada siklus II ini lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari bentuk-bentuk bangun datar dan jumlah sisinya. Pada saat pelaksanaan tindakan ini didapat hasil  rekaman data tentang kegiatan pembelajaran dari teman sejawat.

3.        Pengumpulan Data
       Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dilakukan pengisian lembar observasi prestasi belajar siswa dan melalui tes yang diberikan setiap akhir siklus.
4.        Refleksi
       Berdasarkan data tentang prilaku siswa yang diperoleh pada pemberian tindakan yang berupa data jawaban tes siswa baik prestasi belajar maupun pemantauan Proses pembelajaran di kelas, maka data tersebut diolah dan dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu masukan untuk melakukan refleksi dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun tindakan selanjutnya.
Tabel 3.5 : Keaktivan Siswa Peserta Didik Kelas IV Dalam Pembelajaran Matematika


No

Nama Siswa
Keaktivan Siswa
Aktiv
Kurang Aktiv
Tidak Aktiv
1
Alya Herawati



2
Amanda



3
Bagus Santoso



4
Balqis lutfhi aqila



5
Dava Chautama



6
Dedi Setiawan



7
Dina Meristika



8
Ismaya Trisna Nabila



9
Farel Saputra



10
Gilang Ramadhan



11
Yussy Ariska Mahdani



12
Marlin Tri Susilowati



13
SalwaThalita Azzahra



14
Raditio Galih Kurniawan



15
Muhammad Dinul Qowim






Tabel 3.6 : Lembar Pengamatan Perbaikaan Pembelajaran

No


Aspek yang diobservasi

Kemunculan

Komentar
Ada
Tidak Ada
1
Penjelasan konsep oleh guru


Cukup
2
Pemberian contoh


Cukup
3
Pemberian Latihan


Cukup
4
Penggunaan alat peraga


Kurang maksimal
5
Penggunaan metode mengajar




·         Ceramah


Terlalu panjang

·         Tanya Jawab


Tidak terkonsep

·         Diskusi Kelompok


Kurang maksimal

·         Latihan/Penugasan


Cukup
6
Penguasaan Konsep/hasil belajar


Cukup
7
Aktivitas siswa


kurang
8
Pengorganisasian materi ( sistematis, logis )


Cukup
9
Pemilihan sumber/media pembelajaran


Baik
10
Kejelasan skenario pembelajaran ( kegiatan awal, inti, akhir )


Baik
11
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan pembelajaran


Baik
12
Kelengkapan instrument ( soal, kunci, peoaman penskoran


Baik

Beri tanda chek ( Ö ) pada kolom Ada / Tidak Ada
  
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.        Lembar Observasi
       Lembar ini digunakan untuk mengamati peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan.
2.        Lembar Aktifitas Siswa
       Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
3.        Angket Respon Siswa
       Angket ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan.
       Sebagai penunjang pengumpulan data diperlukan perangkat pembelajaran sebagai berikut :
1.        Rencana perbaikan pembelajaran
2.        Lembar kerja siswa.

Analisis Data
       Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi pengelolaan pembelajaran, pemberian tugas, lembar penilaian aktivitas siswa dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut :
-            Tes hasil belajar
       Analisis data hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui peningkatan kompetensi kognitif siswa akibat adanya perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode penemuan untuk menentukan peningkatan kompetensi kognitif belajar siswa dianalisis dengan menggunakan topik deskriptif atau prosentase (%) sebagai berikut :
daya serap = jumlah nilai yang benar x 100%
                        jumlah soal
datanya dapat dilihat pada tabel terlampir.
-            Hasil daya serap siswa dapat diketahui.
Yang mendapat daya serap mencapai 70% ke atas adalah 13 siswa, sedang yang mencapai daya serap 70% kebawah adalah 2 siswa.
-            Ketuntasan kelas menggunakan persamaan :
Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%
                               Jumlah total siswa

 Siklus I
1.    Rencana              
a.    Menyusun skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja siswa,          menyiapkan masalah dan lembar penilaian
b.    Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran
2. Pelaksanaan
a.    Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.
b.    Melaksanakan penilaian.
3. Pengamatan
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan adalah:
a.    Lembar pengamatan kepada siswa
b.    Lembar pengamatan kegiatan guru
c.    Lembar tes
4. Pengumpulan data
a.    Menilai aktifitas siswa
b.    Menilai hasil belajar siswa
5.    Refleksi
Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a.    Guru kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran
b.    Keberanian siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian untuk     mengungkapkan pendapat masih rendah.
c.    Guru kurang mendorong aktifitas siswa

Siklus II
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.        Perencanaan
-            Menyusun rencana  perbaikan
-            Memadukan hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
-            Menyiapkan masalah/soal
2.        Pelaksanaan
-            Menjelaskan tujuan pembelajaran
-            Menjelaskan materi pembelajaran
-            Membagi kelompok sesuai dengan kelompok belajar
-            Memberi masalah
-            Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
-            Melaporkan hasil kerja kelompok
-            Menyimpulkan materi
-            Melaksanakan penilaian
3.        Pengumpulan data
       Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
Dari siswa antara lain:
-            Menilai aktifitas siswa dan hasil tes
-            Menilai hasil kerja kelompok
-            Menilai pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
Jenis-jenis data adalah sebagai berikut :
a. Data korelatif berupa :
1.    Rencana               
a.         Menyusun skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja siswa, menyiapkan masalah dan lembar penilaian.
b.        Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran
2.    Pelaksanaan
a.         Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.
b.        Melaksanakan penilaian.
3.    Pengumpulan data
a.         Menilai aktifitas siswa
b.        Menilai hasil belajar siswa
4.    Refleksi
       Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a.         Guru kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran
b.        Keberanian siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian untuk mengungkapkan pendapat masih rendah.
c.         Guru kurang mendorong aktifitas siswa
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.        Perencanaan
-            Menyusun rencana  perbaikan
-            Memadukan hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
-            Menyiapkan masalah/soal
2.        Pelaksanaan
-            Menjelaskan tujuan pembelajaran
-            Menjelaskan materi pembelajaran
-            Membagi kelompok sesuai dengan kelompok belajar
-            Memberi masalah
-            Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
-            Melaporkan hasil kerja kelompok
-            Menyimpulkan materi
-            Melaksanakan penilaian
3.    Pengumpulan data
       Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
a.         Dari siswa antara lain:
-            Menilai aktifitas siswa dan hasil tes
-            Menilai hasil kerja kelompok
-            Menilai pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
b.    Jenis data
-            Data korelatif berupa berupa data hasil pengamatan
-            Data kuantitatif berupa data hasil pembelajaran siswa
c. Tehnik pengumpulan data
-            Data kesulitan siswa diambil dari penilaian hasil pembelajaran melalui tes
-            Data aktifitas guru dan siswa diambil dari proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan
d. Analisis data
-            Prosentase banyak siswa yang mendapat nilai diatas 65
-            Prosentase banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
       Dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi      kekurangan dan kelebihan data hasil pengamatan
4.    Refleksi
-            Menganalisis aktifitas siswa
-            Menganalisis hasil belajar siswa
-            Menyusun laporan
       Dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada proses pembelajaran. Ternyata proses pembelajaran lebih baik, keberanian siswa untuk bertanya bertambah dan antusias menaingkat dan menyenangkan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a.    Hasil Penelitian Siklus I
       Untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian diperlukan data. Data tersebut adalah sejumlah fakta yang digunakan sebagai sumber atau masukan untuk menentukan kesimpulan atau keputusan yang diambil. Yang menjadi topik pengamatan adalah kegiatan siswa, kegiatan guru dan hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran Matematika tentang simetri Matematika bagun datar.
       Setelah diadakan penelitian pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yaitu dalam mengidentifikasi simetri lipat Matematika bangun datar dengan metode penemuan, Prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa serta pemahaman terhadap materi pembelajaran masih kurang maksimal. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata 69,33%. Nilai ini belum mencapai KKM yang ditetapkan di SD Negeri 2 Mengandung Sari.
 Tabel 4.1 : Hasil Nilai Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Siklus 1

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan
1
Alya Herawati
70
Tuntas
2
Amanda
40
Tidak Tuntas
3
Bagus Santoso
70
Tuntas
4
Balqis lutfhi aqila
80
Tuntas
5
Dava Chautama
90
Tuntas
6
Dedi Setiawan
80
Tuntas
7
Dina Meristika
50
Tidak Tuntas
8
Ismaya Trisna Nabila
50
Tidak Tuntas
9
Farel Saputra
50
Tidak Tuntas
10
Gilang Ramadhan
70
Tuntas
11
Yussy Ariska Mahdani
90
Tuntas
12
Marlin Tri Susilowati
80
Tuntas
13
SalwaThalita Azzahra
70
Tuntas
14
Raditio Galih Kurniawan
80
Tuntas
15
Muhammad Dinul Qowim
70
Tuntas
Jumlah
1040

Rata-rata
69,33

 1 : Diagram grafik pada sebelum dan siklus I


100
90                                                                                    
80                                                        
70
60                                                                               
50                          
40
30
20
10
 


Sebelum Siklus            Siklus I




b.    Hasil Penelitian Siklus II
       Pada siklus II ini peneliti berusaha untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada siklus I.
1)        Perencanaan
       Bersama teman sejawat peneliti menyusun rencana tindakan untuk memecahkan masalah yang timbul pada siklus I. rencana tindakan pada siklus II ini sama dengan siklus I.

2)        Pelaksanaan Pembelajaran
-            Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan olah RPP II.
-            Melaksanakan penilaian.
3)        Pengamatan
       Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat sama dengan pengamatan siklus I . Hasil pengamatan siklus ini adalah sebagai berikut :
       Setelah diadakan penelitian pada siklus II menunjukkan hasil bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum siklus siswa yang mendapat nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya tiga siswa dari 15 siswa di SD Negeri 2 Mengandung Sari, sedangkan siswa yang lain mendapatkan dibawah SKM. Namun setelah diadakan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan yang begitu cepat

Tabel 4.2 : Hasil Nilai Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Siklus 2

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan
1
Alya Herawati
80
Tuntas
2
Amanda
65
Tuntas
3
Bagus Santoso
80
Tuntas
4
Balqis lutfhi aqila
90
Tuntas
5
Dava Chautama
80
Tuntas
6
Dedi Setiawan
80
Tuntas
7
Dina Meristika
65
Tuntas
8
Ismaya Trisna Nabila
70
Tuntas
9
Farel Saputra
70
Tuntas
10
Gilang Ramadhan
70
Tuntas
11
Yussy Ariska Mahdani
100
Tuntas
12
Marlin Tri Susilowati
80
Tuntas
13
SalwaThalita Azzahra
80
Tuntas
14
Raditio Galih Kurniawan
80
Tuntas
15
Muhammad Dinul Qowim
100
Tuntas
Jumlah
1190

Rata-rata
79,33


Grafik 4.2 : Diagram grafik pada sebelum siklus, siklus I & II
100
90                                                                                    
80                                                  
70
60                                                       
50                        
40
30
20
10
 


                             Siklus I               Siklus II

       Dengan melihat tabel prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa prestasi hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup pesat yaitu 13 siswa sudah berhasil sesuai dengan KKM bahkan ada yang diatas KKM, hanya 2 siswa yang belum berhasil dari 15 siswa di SD Negeri 2 Mengandung Sari

Tabel 4.3 : Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika

No

Nama Siswa
Nilai Pada Siklus
I
II
1
Alya Herawati
70
70
2
Amanda
40
65
3
Bagus Santoso
70
80
4
Balqis lutfhi aqila
80
80
5
Dava Chautama
90
80
6
Dedi Setiawan
80
70
7
Dina Meristika
50
80
8
Ismaya Trisna Nabila
50
70
9
Farel Saputra
50
70
10
Gilang Ramadhan
70
70
11
Yussy Ariska Mahdani
90
100
12
Marlin Tri Susilowati
80
80
13
SalwaThalita Azzahra
70
70
14
Raditio Galih Kurniawan
80
80
15
Muhammad Dinul Qowim
70
100
Jumlah
1040
1190
Rata-rata
69,33
79,33

Grafik 4.3 : Diagram grafik pada sebelum siklus, siklus I & II


100
90                                                                                    
80                                                        
70
60                                                       
50                        
40
30
20
10
 


                 Sebelum Siklus            Siklus I               Siklus II


B.   Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1.    Pembahasan Siklus I
       Hasil penelitian pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar Matematika tentang simetri Matematika bangun datar di kelas IV terutama dalam mengidentifikasi simetri lMatematikat bangun datar persegi, persegi panjang, segi tiga, lingkaran, trapezium masih belum sepenuhnya dipahami anak.
Beberapa hal yang menyebabkan ini adalah:
a.         Siswa kurang termotifasi untuk belajar Matematika
b.        Metode yang diterapkan guru masih belum bisa membuat siswa aktif    dalam pembelajaran di kelas.
       Dari segi prestasi belajar juga tampak jelas bahwa prestasi belajar siswa masih jauh dan kurang memuaskan bagi peneliti hal ini dapat dilihat dari hasil nilai pada diagram grafik siklus I sebagai berikut.
        
2.    Pembahasan Siklus II
       Pada siklus II ini pengamatan yang diperoleh adalah:
a.    Antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena pembelajaran dengan metode penemuan lebih jelas dan terarah.
b.    Interaksi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.
c.    Hasil akhir siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding siklus I, dari rata-rata 73,33% menjadi 86,66%.

Tabel 4.4 : Lembar Hasil Pengamatan Perbaikaan Pembelajaran Siklus I - II

Siklus

Jumlah
Nilai KKM = 60

Jumlah
Nilai

Rata-rata
Jumlah
Siswa
prosentase
I
15
11
73,33%
1040
69,33
II
15
13
86,66%
1190
79,33



BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
 Dari Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1.        Pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode penemuan  (inkuiri) dapat meningkatkan kemampuan/hasil belajar siswa
2.        Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Matematika dengan metode penemuan mengalami peningkatan
3.        Aktifitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran kooperatif dapat muncul dan berkembang
4.        Dengan menggunakan metode penemuan dapat melatih dan mendorong siswa dalam menemukan suatu fakta atau relasi yang belum diketahui

B.   Saran dan Tindak Lanjut
Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1.        Kegiatan pembelajaran Matematika yang selama ini menggunakan metode kurang meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan pemahaman terhadap materi sebaiknya menggunakan pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.        Dengan melihat hasil belajar siswa melalui metode penemuan yang mengalami peningkatan, tentunya bisa dikembangkan dengan metode pembelajaran yang lain yang dianggap lebih efektif.
3.        Dengan adanya perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan profesional guru dalam mengemban amanat sebagai guru yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Augustine, C. and Smith, W. C. (jr).1992. Theaching Elementary School Mathematic.New York : Ny : Harpell Collins.
E.Mulyasa. (2009). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hatfield, Mary M. Edward, Nancy Tanner & Bitter, Garry G. 1993. Mathematic Method for The Elementary and Midle School. Boston : Allyn and Bacon.
Kurikulum. 2004. Mata Pelajaran MATEMATIKA. Jakarta : Depdiknas.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud. Ditjen Pendidikan Tinggi. Proyek pembinaan tenaga kependidikan.
Muhibbin Syah, ( 2011 ).M. Ed, Psikologi Belajar, PT. Logos Wacana Ilmu,
Nana Sujdana. 2002.Penilaian HasilProses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 
Oemar Hamalik,2004,Proses Belajar Mengajar,Jakarta Bumi Aksara
Raka Joni, T. (ED) 1998. Penelitian Tindakan Kelas Bagian Kedua prosedur Pelaksanaan . Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Ditjen DIKTI.
Raka Joni, T. Kardiawarman & Hadi Subroto, T. 1998. Penelitian Tindakan Kelas, Bagian Pertama Konsep Dasar.Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Ditjen DIKTI.

Suprijono, Agus. 2012.Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Belajar

No comments:

Post a Comment