Psikologi humanistik
ini dipelopori oleh Abraham H. Maslow (1954), Carl R. Roger (1974), dan Arthur
W Combs (1974). Para pendukung aliran ini berpendapat bahwa motivasi dasar
manusia adalah ingin mencapai aktualisasi diri. Proses belajar harus terjadi
dalam suasana bebas, diprakarsai sendiri dan percaya pada diri sendiri. Belajar
akan berarti apabila berpusat pada kepentingan siswa, dan apabila dilakukan
lewat pengalaman sendiri (menghadapi, mengatasi langsung masalah) belajar akan
tahan lama bila melibatkan seluruh aspek pribadi. (Muhaimin,1996:41)
Berbagai ahli
psikologi humanistik telah meneliti implikasi pendidikan yang dapat diperoleh
dari sudut pandang mereka. Bahwa “kita berbuat sebagaimana kita lakukan”.
Maslow menyatakan bahwa psikologi humanistik menyediakan filsafat pendidikan
yang merupakan filsafat baru yang mampu melakukan perubahan mendasar dalam
konsepsi pendidikan. Ia berpendapat bahwa latiahn-latihan yang dilaksanakan di
kelas yang berasal dari psikologi belajar dianggap tidak memadai dan tidak
tepat untuk keperluan belajar. Ia beranggapan bahwa belajar yang sesungguhnya
adalah belajar yang mampu melibatkan dan meliputi keseluruhan pribadi manusia
bukan sekedar mempersiapkan mereka dengan fakta-fakta untuk diingat.
Pengalaman-pengalaman belajar yang sesungguhnya harus menambah kesanggupan para
pelajar, baik dalam menemukan kualitas dirinya maupun pengalaman, dan berfikir
yang membuat mereka menjadi manusia yang mempunyai keutuhan pribadi. (Sudjana,
1991: 172)
Para pendidik
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menolong para siswa menjadi manusia
yang berkembang secara lebih utuh. Belajar yang berguna harus meliputi pribadi
siswa dan relevan dengan corak individu, kebutuhan dan perkembagannya.
Psikologi humanistik menganggap bahwa pendidik sebagai fasilitator seharusnya
mendorong, bukan menahan sensitivitas siswa terhadap suatu perasaan. Mereka
mengakui pentingnya fakta dan pengetahuan yang mutakhir, namun jauh lebih
penting lagi bagaimana siswa memperoleh pengetahuan.
Menurut Muhaimin dkk,
(1996:42) mengungkapkan bahwa ciri-ciri psikologi humanistik adalah sebagai
berikut:
a. Mementingkan manusia sebagai pribadi.
b. Mementingkan kebulatan pribadi.
c. Mementingkan peranan kognitif dan afektif.
d. Mengutamakan terjadinya aktualisasi diri dan self-concept.
e. Mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa quantum
teaching dan quantum learning itu lebih mengacuh kepada teori belajar psikologi
humanistik, karena dalam quantum teaching dan quantum learning itu lebih
mengedepankan interaksi antara guru dengan siswa.
No comments:
Post a Comment