Pengertian
Quantum adalah interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya, teaching adalah mengajar. Dengan demikian quantum
teaching merupakan suatu cara pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di
dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu mencakup unsur-unsur
untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi
itu mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan
bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.(Bobbi DePorter, 2001:5)
Metode Quantum Teaching
Pengertian metode secara etimologi, berasal dari dua
perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos
berarti “jalan/cara”. Menurut Dr. Husain al-Liqaniy, metode adalah:”langkah-langkah
yang diambil guru guna membantu para murid untuk merealisasikan tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah
cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Lain lagi
dengan pendapatnya Abdul al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.(Ramayulis, 2002:155)
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang harus
dimiliki dan digunakan oleh guru dalam upaya menyampaikan dan memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan.
Dalam quantum teaching, metode quantum teaching merupakan salah satu metode yang
dilukiskan mirip sebuah orkestra, dimana kita seolah sedang memimpin konser
saat berada di ruang kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman terhadap
karakter murid yang berbeda-beda. Sebagaimana alat-alat musik-sepeti biola dan
suling yang masing-masing memiliki suara yang berbeda. Oleh karena itu quantum
teaching mengajarkan supaya setiap karakter dapat memiliki peran dan
keterlibatan aktif murid dalam kegiatan pembelajaran akan membawa kesuksesan
dalam belajar.
Munculnya metode quantum teaching ini sebagai
alternatif, mencoba untuk mencari sesuatu yang lain, yaitu keluar dari
kejumudan dalam penggunaan metode mengajar konvensional yang ada selama ini,
sehingga dalam metode ini menjadi paduan dari semua metode yang ada dengan
mengedepankan komunikasi dan interaksi sehingga tercipta suasana belajar yang
kondusif dan efektif. Dampak dari penggunaan bermacam-macam metode adalah
hilangnya kebosanan dalam diri guru, begitu juga yang dirasakan oleh anak
didik, mereka lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar.
Asas Utama Quantum Teaching
Asas utama quantum
teaching bersandar pada konsep :”Bawalah
dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” inilah asas utama alasan dasar dibalik
segala strategi, model dan keyakinan quantum teaching.(DePorter, 2001:6)
Bahwasanya asas utama quantum teaching itu terletak
pada kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua dunia (dunia guru
dengan siswa) dengan artian tidak adanya sekat-sekat yang membatasi antara
seorang guru dan siswa sehingga antara keduanya terdapat interaksi yang
konstruktif. Seorang guru juga diharapkan memahami karakter, minat, hasrat,
bakat dan pikiran siswa. Dengan demikian berarti guru telah dapat memasuki
dunia siswa (DePorter, 2001:84)
Memasuki dunia siswa berarti telah memberikan informasi
kepada guru tentang bahan-bahan yang relevan dengan harapan-harapan yang
diberikan oleh siswa. Guru mengetahui apa yang diinginkan oleh siswa dan siswi
juga mengetahui apa yang diharapkan oleh gurunya. Sehingga dengan adanya umpan
balik ini guru dapat mengukur keperluan-keperluan bagi siswanya, serta membuat
pengajaran-pengajaran yang cocok terhadap kebutuhan dan hasrat siswa.(Idochi
Anwar, 1987:78)
Di dalam konsep quantum teaching guru sebagai
seorang pembimbing yang dianalogkan sebagai konduktor dari sebuah orkestra yang
membawahi beragam pemain musik (siswa), musik harus menghidupkan suasana yang
menggairahkan, sehingga prinsip ”Bawalah
dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” dapat
terlaksana dengan baik.
Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Di dalam quantum teching terdapat beberapa prinsip tentang belajar
mengajar, prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Segalanya berbicara
Segala yang ada dalam
kegiatan belajar mengajar mulai dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru
dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan
tersendiri tentang belajar. Apakah semua itu mempuyai pengaruh yang positif
atau sebaliknya tergantung bagaimana guru menata atau mengaturnya.
b. Segalanya bertujuan
Apa yang dibicarakan dan segala aktifitas guru
mempuyai tujuan sendiri, yang kesemuanya itu diperuntukkan untuk siswa dalam
rangka mencapai cita-cita yang diinginkan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa
telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka
pelajari. Maksudnya, uraian , penjelasan, informasi tentang sesuatu sebelum siswa memperoleh nama sesuatu itu untuk dipelajari atau dengan
bahasa yang lebih mudah yaitu mencari sesuatu
sebelum diberitahu sesuatu itu.
Dengan rasa ingin tahu ini, siswa akan mencari terus dan memacu siswa untuk
terus maju dan berkembang.
d. Akui setiap usaha
Semua orang senang diakui, menerima pengakuan membuat kita merasa bangga,
percaya diri, dan bahagia. Untuk mendapatkan hasil terbaik dengan siswa akuilah
setiap usahanya, tidak hanya usaha yang tepat. Sebagai guru, kita lebih banyak
mengakui ketepatan dari pada proses belajar perseorangan. Siswa patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka, sebab belajar itu
mengandung resiko.
e. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan
balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Setiap kesuksesan patut dirayakan, perayaan yang didapatkan akan mendorong
mereka tetap dalam keadaan prima.
Strategi Quantum Teaching
Kemampuan seorang guru dalam berkomunikasi dan
perancangan pengajaran yang efektif akan memberikan pengalaman belajar yang
dinamis bagi siswa. Tetapi, terlebih dahulu kita bahas apakah guru itu dan apa
yang dilakukannya, serta ciri-ciri seorang guru yang memperoleh hasil interaksi
dengan siswa.
Sebagaimana diketahui bahwa mengajar adalah suatu
kegiatan bertujuan. Mengajar dikatakan berhasil, apabila anak-anak belajar sebagai
akibat usaha mengajar itu. Tugas guru
yang paling utama dan bahkan dianggap suci adalah mengajar dan mendidik
siswa. Sebagai pengajar guru merupakan perantara aktif antara siswa dan ilmu
pengetahuan, sedangkan sebagai pendidik, guru merupakan perantara aktif antara
anak didik dan haluan/falsafah negara dan kehidupan masyarakat dengan segala
macam aspeknya.
Berkenaan dengan dua tugas utama ini, maka
seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat hubugannya dengan bidang
tugasnya, seperti pengetahuan, sifat-sifat kepribadian serta kesehatan
jasmaniah dan rohaniah. Sebagai pengajar, guru harus memahami hakekat dan arti
mengajar dan mengetahui teori-teori mengajar serta dapat melaksanakannya.
Dengan demikian seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat
hubungannya dengan bidang tugasnya.
Menurut Nasution, S. 1982, ada beberapa prinsip
umum yang berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu:
a.
Guru yang
baik harus bisa memahami dan menghormati murid.
b.
Guru yang
baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikan.
c.
Guru yang
baik harus mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
d.
Guru yang
baik harus mampu menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu anak.
e.
Guru yang
baik harus mengaktifkan murid dalam hal belajar.
f. Guru yang baik
harus harus memberi pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka.
g. Guru yang baik
harus menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.
h. Guru yang baik
harus merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap pelajaran berikutnya.
Persyaratan menjadi guru yang baik tersebut tidak
berarti menutup kemungkinan syarat-syarat lainnya. Namun syarat atau ciri-ciri
yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan pedoman bagi setiap guru yang
akan menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar.
Dengan demikian seorang guru harus sesuai dengan
bidang tugasnya yaitu mendidik dan mengajarkan sesuatu yang bertujuan untuk
mengubah tingkah laku anak ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan, maka
gurulah yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan menciptakan lingkungan
yang paling serasi, agar terjadi proses belajar yang efektif. Guru harus
memberi motivasi kepada siswa untuk membangkitkan dan menumbuhkan cita-cita
mereka agar belajar dengan sungguh-sungguh. Guru juga harus berusaha agar pelajaran
mengandung makna bagi kehidupan anak pada nantinya. Memang pada hakekatnya anak
belajar, tetapi gurulah yang paling bertanggungjawab terhadap terjadinya proses
belajar pada setiap anak.
Model Quantum Teaching
Model quantum teaching hampir sama dengan sebuah
simfoni, dalam simfoni terdapat banyak unsur, dan di dalam quantum teaching
unsur tersebut digolongkan dalam dua bagian: konteks dan isi.
a.
Dalam
seksi konteks, terdapat semua bagian yang dibutuhkan oleh guru agar selalu
diperhatikan. Aplikasinya adalah:
§ Suasana yang mengairahkan
Untuk menciptakan suasana yang bagus adalah dengan niat – kuat
seorang guru atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi siswa, membangun
ikatan emosional dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin
hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar (DePorter,
2001:19)
Studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika
pelajarannya memuaskan, menantang, dan ramah serta mereka mempuyai suara dalam
membuat keputusan.
Untuk menarik keterlibatan siswa, guru harus membangun hubungan,
yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Membina hubungan bisa
memudahkan keterlibatan siswa, memudahkan pengelolaan kelas, memperpanjang
waktu fokus, dan meningkatkan kegembiraan. Kegembiraan membuat siswa siap
belajar dengan mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif.
Rasa saling memiliki antara guru dengan siswa akan menyingkirkan
dari ancaman, mengizinkan otak siswa untuk bersantai, emosi mereka untuk
terlibat, dan menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan
dalam belajar. Rasa ini juga mempercepat proses belajar mengajar dan
meningkatkan rasa kepemilikan siswa (DePorter, 2001:36)
Dalam menata suasana quantum teaching menciptakan tradisi pada
awal-awal belajar untuk membangkitkan rasa keteraturan, keterdugaan,
keseimbangan, mengurangi ancaman dan stress. Tradisi yang paling bagus adalah
tradisi yang diciptakan bersama oleh guru dan siswa. Tradisi akan membuahkan
kebanggaan, kebersamaan, dan kegembiraan dalam belajar.
§ Landasan yang kukuh
Landasan yang kukuh berperan sebagai bagian penting dari komunitas
belajar, meskipun aspek-aspek setiap landasan bersifat unik dan individual.
Sebagaimana uniknya tiap sekolah dan kelas, tetapi unsur-unsur dasarnya tetap
sama yaitu:
-
Tujuan
yang sama, tujuan yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan
kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi siswa yang lebih baik dan berinteraksi
sebagi pemain tim serta mengembangkan keterampilan lain yang dianggap penting.
-
Prinsip-prinsip
dan nilai-nilai yang sama, prinsip yang dianut komunitas akan memberikan
gambaran tentang cara yang dipilih para anggotanya. Prinsip-prinsip ini akan
menuntun prilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan
saling mendukung. Dalam quantum teaching prinsip-prinsip tersebut disebut
dengan 8 kunci keunggulan: integritas (kejujuran), kegagalan awal kesuksesan,
bicaralah dengan niat baik, hidup disaat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap
luwes, dan keseimbangan.
-
Keyakinan
akan kemampuan pelajar, belajar dan mengajar, keyakinan seorang guru itu
mempengaruhi tindakan dan prilakunya. Jika guru membawakan keyakinan positif
dan afirmatif maka siswa akan terpengaruh. Dalam quantum teaching
keyakinan-keyakinan mungkin tidak terucapkan, tetapi jika seorang guru
meyakininya, keyakinan akan muncul dalam tindakannya.
-
Kesepakatan,
kebijakan, prosedur, dan peraturan yang jelas, landasan komunitas belajar
termasuk kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan yang menjadi pegangan
bagi setiap guru. Kesepakatan akan menjaga ketertiban dan menuntun tindakan
siswa, kesepakatan menjelaskan harapan guru atas muridnya.(DePorter,
2001:54)
Dalam menciptakan landasan yang kukuh di kelas seorang guru dapat
menggariskan parameter dan pedoman yang jelas untuk diikuti siswa. Pedoman yang
jelas akan menciptakan lingkungan kelas yang aman, meningkatkan pangambilan
resiko dalam belajar.
§ Lingkungan yang mendukung
Dalam proses belajar mengajar lingkungan merupakan
sejumlah faktor yang dengan sengaja dirancangkan dan dimanipulasikan guna
menunjang tercapainya out put yang dikehendaki. (Muhaimin dkk, 1996:77)
Lingkungan yang ditata untuk mendukung belajar – semuanya berbicara.
Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu belajar
dan meningkatkan daya ingat siswa atau menghambat belajar. Lingkungan kelas
juga mempengaruhi kemampuan siswa untuk tetap fokus dan menyerap informasi,
peningkatan poster ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual, sementara
poster afirmasi menguatkan dialog internal siswa, alat bantu belajar dapat
menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan siswa kinestetik. Pengaturan
bangku dimaksudkan agar siswa dapat fokus pada tugas yang dihadapi.
Penggunaan musik pada saat proses belajar mengajar berlangsung itu
sangat berpengaruh pada guru dan siswa. Seorang guru dapat menggunakan musik
untuk menata hati, mengubah keadaan mental siswa dan mendukung lingkungan
belajar. Musik membantu siswa belajar lebih optimal dan mengingat lebih banyak.
Disamping itu, musik juga memungkinkan seorang guru membangun hubungan dengan
siswa (DePorter, 2001:73)
Dengan demikian, pengorkestrasian unsur-unsur dalam lingkungan
sangat berpengaruh pada kemampuan seorang guru untuk mengajar lebih banyak
dengan usaha lebih sedikit.
§ Rancangan pengajaran yang dinamis
Asas utama quantum teaching terletak pada kemampuaan
seorang guru untuk menjembatani jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal
ini akan memudahkan seorang guru untuk membangun jalinan, menyelesaikan bahan
pelajaran lebih cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan memastikan
terjadinya pengalihan pengetahuan.
Hanya dengan perancangan pengajaran, seorang guru dapat
menyeberang ke dunia mereka dan membawa mereka ke dalam dunia kita, ke dalam
proses pembelajaran. Dalam setiap perancangan pengajaran seorang guru dapat
dengan mudah menyertakan mereka, mempersiapkan kesuksesan mereka, dan
melibatkan setiap kecerdasan dan modalitas mereka. Adapun unsur-unsur yang ada
dalam perancangan pengajaran aplikasinya adalah:
-
Modalitas
V-A-K (visual, auditorial, kinestetik) seorang guru dapat menyesuaikan
pengajaran dengan modalitas-modalitas tertentu – secara harfiah berbicara
dengan bahasa yang sama dengan otak siswa. Meskipun kebanyakan siswa memiliki
akses ketiga modalitas belajar yang berperan untuk pembelajaran, pemrosesan dan
komunikasi. Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa siswa juga
memanfaatkan kombinasi tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami
tertentu.
-
Model kesuksesan, faktor utama yang menentukan
kesuksesan siswa setiap saat ialah kesulitan pelajaran dan derajat resiko
pribadi. Model kesuksesan quantum teaching memberikan kesempatan kepada guru
untuk membawa siswa meraih sukses setiap hari, dengan cara sebagi berikut: pertama,
memperkenalkan isi pelajaran (hal yang paling sulit bagi siswa) kedua, membentuk
kelompok-kelompok diskusi. ketiga, menyelesaikan secara perseorangan.
Dengan demikian, siswa akan mendapatkan inforamsi dalam bentuk yang
paling mudah sambil mengambil resiko paling kecil dalam kelompok besar.
-
TANDUR, unsur-unsur
ini merupakan basis struktural keseluruhan yang melandasi quantum teaching.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah ini:(DePorter, 2001:88-93)
*Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat, sertakan diri siswa,
pikat mereka, puaskan dengan AMBAK (Apakah
Manfaatnya BagiKu)
*Alami, yaitu ciptakan pangalaman umum yang dapat
dimengeti semua siswa berikan siswa pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan
untuk mengetahui.
*Namai, yaitu penyediaan kata kunci, model rumus, agar
dapat memuaskan, mengajarkan konsep, keterampilan berfikir dan strategi
belajar.
*Demonstrasikan, yaitu menyediakan kesempatan bagi siswa
untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
*Ulangi, yaitu memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan
rasa aku tahu bahwa aku tahu itu.
*Rayakan, yaitu sebagai pengakuan atas penyelesaian,
partisipasi dan kesuksesan.
-
Kecerdasan
berganda SLIM-N-BIL menurut Dr. Howard Gardner, kecerdasan itu tidak hanya satu
yang dapat diukur dan dijumlah sebagaimana kecerdasan IQ, akan tetapi
kecerdasan adalah suatu kesinambungan yang dapat dikembangkan seumur hidup.
Kecerdasan di atas relevan dengan pendapatnya SLIM-N-BIL yang menemukan
kecerdasan multi, diantaranya adalah:
*S (spasial – visual): berfikir dalam citra dan gambar
*L (linguistic-verbal): berfikir dalam kata-kata
*I (interpersonal): berfikir lewat berkomunikasi dengan
orang
*M (musical-ritmik): berfikir dalam irama dan melodi
*N (naturalis): berfikir dalam acuan alam
*B (badan-kinestetik): berfikir melalui sensasi dan
gerakan fisik
*I (intrapersonal): berfikir secara reflektif
*L (logis-matematis): berfikir dengan penalaran
Dengan memasukkan kecerdasan berganda ke dalam isi dan perancangan
pengajaran, seorang guru telah memberi lebih banyak variasi dan kesenangan,
serta mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka.
-
Penggunaan
metafora, perumpamaan dan sugesti adalah untuk memberikan momen yang mengandung
pelajaran. Ketika siswa menangkap informasi saat mereka penasaran dan mereka
pun menyukainya, mereka akan dapat menggunakan kecerdasan mereka. Sebagaiman
seorang guru mensugestikan, meneladankan dan melukiskan kesuksesan dalam dunia
mereka.
b.Dalam seksi isi, guru akan menemukan keterampilan
penyampaian untuk kurikulum apa pun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa.
Aplikasinya adalah:
§ Penyajian yang prima
Pengorkestrasian penyajian kurikulum adalah keterampilan tingkat
tinggi yang berguna, karena kurikulum biasanya “diturunkan dari atas”.
Tugas guru sebagai quantum teacher, sedapat mungkin menyajikan
kurikulum dengan ketakjuban, minat, pesona, dan antusiasme. Dengan menerapkan
keterampilan penyesuaian modalitas, menimbulkan citra/kesan, mengarahkan fokus,
inklusif dan spesifik dengan tindakan non verbal yang kongruen dalam paket
presentasi yang berbeda-beda akan menambah kejelasan komunikasi.(DePorter,
2001:114) Kemampuan komunikasi digabungkan dengan rancangan pengajaran yang
efektif akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi siswa.
Seorang guru yang hebat percaya akan kekuatan “kaizen”, yaitu suatu
konsep yang dianut oleh pabrik mobil jepang: perbaikan yang kecil, tampak tak
berarti, berkesinambungan, dan tanpa henti. Seorang guru telah menagkap
dasar-dasar penyajian yang dinamis, dari penyesuaian modalitas, timbulkan
citra, arahkan fokus hingga bahasa tubuh. Dasar-dasar ini – penyesuaian
modalitas, prinsip komunikasi, bahasa tubuh yang kongruen. Bakat presentasi dan
penambatan yang selaras dengan kerangka rancangan quantum teaching akan membuat
guru menjadi maestro prestasi siswa.
§ Fasilitas yang luwes
Ketika suasana kelas dalam keadaan diam, sunyi, pelajaran pun sudah
diberikan oleh guru, namun jam pelajaran masih banyak keadaan ini sering
terjadi. Sekarang tergantung bagaimana seorang guru mempertahankan minat siswa
pada kurikulum, mempertahankan ketertarikan, menjaga fokus, meningkatkan
partisipasi dan memaksimalkan saat belajar yang terjadi pada siswa. Jawabanya
dengan mengorkestrasikan interaksi antara siswa dengan kurikulum. Aplikasinya
sebagai berikut:
-
Menggunakan
prinsip KEG
Huruf K merupakan singkatan dari know it (ketahui hasilnya)
Sebelum memulai pelajaran baru hendaknya memahami seperti apa rupa hasil itu,
seperti apa bunyi hasil itu, dan seperti apa rasa hasil itu. Dengan memahami
itu semua akan didapatkan hasil yang diinginkan. Huruf E yang berarti explain
it (jelaskan hasilnya) setelah tahu dengan jelas rupa, bunyi dan rasa hasil
itu. Sudah saatnya menjelaskan kepada siswa tentang hasil itu. Huruf G yang
berarti get it (dapatkan hasilnya) sebagai seorang guru, guru dituntut
untuk memahami seperti apa rupa, bunyi dan rasa hasil itu. Sejauh itu pula kita
dapat mengomunikasikannya dengan jelas dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
-
Mempegaruhi
prilaku melalui tindakan (MPT)
Peniruan merupakan strategi fasilitas keadaan yang efektif, dengan
membuat pernyataan yang mencakup kata kunci yang nantinya akan ditiru atau
diucapkan siswa. Misalnya guru berkata: masalah apa? Siswa menjawab:
emansipasi. Peniruan ini adalah cara yang ampuh untuk membangunan dan
memusatkan perhatian pelajar. Gerakan tubuh juga bisa mempengaruhi prilaku
tindakan siswa, seperti gerakan lengan tangan yang disilangkan hingga membentuk
“X” beberapa kali, gerakan tubuh tidak hanya memperkuat modalitas kinestetik,
tetapi juga untuk mendapatkan perhatian siswa dengan mempengaruhi prilaku
mereka melalui tindakan.(DePorter, 2001:154)
-
Tanya
jawab belajar
Pertayaan adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berfikir dan
belajar. Pertayaan yang diberikan oleh guru kepada siswanya bertujuan untuk
mendorong siswa agar berfikir, membangkitkan pengertian, minat, menunjukkan
perhatian anak, mengubah pendirian dan kepercayaan yang tidak sesuai,
menyelidiki kepandaian anak, menarik perhatian anak dan mendorong anak untuk
menggunakan pengetahuannya dalam situasi-situasi lain.(Nasution, 1986:162-163)
Dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk merenung berarti
membantu mereka mendirikan pengertian konseptual yang lebih mendalam, membangun
kaitan yang lebih kuat dan lebih banyak menekankan proses belajar. Dengan
mengasah pikiran siswa akan menyadarkan banyaknya inter asosiasi yang terjadi
dalam benak mereka. Tiga pertayaan di bawah ini akan memberikan prasarana yang
mantap untuk memperkaya saat belajar dan membuat pemahaman yang tak terlihat
menjadi terlihat. Pertayaan ini adalah: apa yang terjadi, apa yang kamu pelajari,
dan bagaimana cara menerapkan apa yang telah kamu pelajari.
§ Keterampilan belajar
Dengan keterampilan belajar yang tepat, semua siswa dapat memahami
sebagian besar informasi dalam waktu singkat dan dapat memangkas waktu yang
diberikan untuk menjelaskan informasi, dan bebas untuk maju dalam kurikulum
atau menambah kegiatan pengayaan yang praktis. Aplikasinya sebagai berikut:
- Memanfaatkan gaya belajar
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu
siswa memaksimalkan gaya belajar mereka. Pertama, menjelaskan kepada
siswa bahwa orang belajar mempuyai cara yang berbeda, setiap cara mempuyai
kekuatan sendiri. Kedua, membuat
siswa dapat menyadari gaya belajar mereka. Setelah siswa tahu gaya belajar yang
cocok untuk mereka, guru memberi saran, tips, dan nasehat tentang gaya belajar.
- Keadaan prima untuk belajar
Keadaan adalah kombinasi pikiran, perasaan dan postur.
Belajar dalam keadaan konsentrasi terfokus akan terasa lebih cepat dan mudah.
Ada 2 teknik belajar cepat yang disebut SLANT dan keadaan alfa yang bisa
membantu siswa untuk mengakses keadaan terbaik.
* SLANT
Sebuah strategi yang terbentuk dari
kata sit up, lean foward, ask question, nod their heads, talk to their
teacher. Sit up (duduk tegak) dan lean forward (mencondongkan tubuh ke
depan) yang berarti adanya ketertarikan dan juga memperingatkan otak agar ingin
tahu, ask question (bertanya) menunjukkan terlibatnya pikiran, melontarkan
pertayaan yang sesuai akan membantu dalam memahami pelajaran yang diberikan
oleh guru, dan yang terakhir adalah talk to their teacher (berbicara dengan
guru). Disini akan terjadi hubungan yang dinamis antara siswa dengan guru,
hubungan yang baik dapat memaksimalkan proses belajar mengajar.
* Keadaan alfa
Georgia Lozanov dalam percobaannya
menemukan bahwa siswa dalam keadaan alfa (kondisi konsentrasi yang santai)
dapat belajar dengan laju yang jauh lebih cepat. Dalam diri manusia memancarkan
empat keadaan kegiatan otak yaitu beta, alfa, teta, dan delta. Beta adalah
merasa awas dan aktif, teta adalah keadaan hampir tidur atau bermimpi,
dan delta adalah tidur nyenyak tanpa mimpi. Dari keempat keadaan itu
siswa merasa memiliki sikap positif mengenai sekolah dan keyakinan diri yang
lebih besar dalam kemampuan belajar mereka (DePorter, 2001:173-174)
§ Keterampilan hidup
Keterampilan hidup merupakan kemampuan memberdayakan setiap orang
untuk membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Sering kita jumpai
siswa-siswa yang pandai dan berhasil dengan baik, belum tentu berhasil pula
dalam kehidupannya. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan keterampilan hidup yang
bisa meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri, mempuyai hubungan
yang lebih baik dan memperbaiki citra diri siswa. Dalam aplikasinya adalah:
- Hidup di atas garis
Menekankan dan mempraktekkan sifat tanggung jawab atau bertanggung
jawab atas tindakan yang telah dilakukan. Hal ini juga berarti melihat pilihan
yang ada, menentukan solusi dan menemukan cara untuk menjadi lebih efektif. (DePorter,
2001:199) Sifat tanggung jawab ini tidak hanya bagi siswa, tetapi guru juga
harus memberi contoh kepada siswanya, ketika guru tidak bisa memenuhi janjinya
maka guru harus bertanggung jawab dan siap menanggung akibatnya.
- Komunikasi yang jernih
Betapa pentingnya memberikan teladan kejelasan dalam berkomunikasi
dengan siswa, terutama dalam situasi yang bermuatan emosi. Langkah pertama
untuk mencapai kejelasan adalah memastikan komunikasi itu tampak karena
komunikasi yang tidak tampak akan melahirkan kebingungan, ketidak percayaan dan
ketidak jelasan. Ada dua alat yang membuat komunikasi tampak yaitu:
* OFTD (open the front door)
Pertama, mengatakan apa
yang terjadi dengan cara yang objektif, teramati dan lugas agar kedua belah
pihak memulai pada titik yang sama. Kedua, pikiran atau pendapat
dinyatakan dengan tidak lupa menceritakan perasaan yang ada, baik itu sedih
atau gembira agar lawan bicara tidak sembarangan dalam menanggapinya. Ketiga,
menyatakan tujuan atau hasil yang diinginkan (DePorter, 2001:201-202)
* Apologi empat bagian
Alat ini menekankan kunci integritas yang terangkum
dalam frase: it’s all about my relationships, yang berarti berani
mengakui perbuatan yang telah dilakukan, memikul tanggung jawab atas perbuatan
itu dan menyadari adanya konsekuensi. Penggunaan alat kounikasi ini dapat
membersihkan kesalahan dan menyatukan kembali kunci integritas dengan memberi
teladan lebih dulu, lalu mendorong siswa untuk mengunakan keterampilan hidup
ini.(DePorter, 2001:204)
Evaluasi Quantum Teaching
Dalam melakukan
penilaian terhadap hasil belajar di sekolah pada akhir pembelajaran itu
memerlukan pengukuran. Dengan pengertian pengukuran adalah suatu usaha untuk
mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal ini
dapat diperoleh dengan jalan tes atau cara lain. (Thoha, 1991:2) Dalam
pelaksanaannya prosedur evaluasi haruslah memperhatikan pelaksanaan proses
belajar mengajar, sehingga dapat diketahui apakah tujuan pendidikan sudah
tercapai dengan baik, dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan
proses belajar mengajar.
Proses evaluasi
dalam quantum teaching itu tidak terlepas dari bagaimana seorang guru dapat
mengubah sikap siswa mengenai belajar, memahami kurikulum dengan baik, serta
dapat menerapkannya dengan cepat dan mengingatnya lebih lama.
Keyakinan guru
akan potensi kemampuan semua anak untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu
hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar
terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus
memahami bahwa perasaan dan sikap akan terlibat dan berpengaruh kuat pada
proses belajarnya (DePorter, 2001: 21)
Quantum
teaching itu dimulai dari merancang, menyajikan hingga menyediakan fasilitas
yang menunjang kelancaran pembelajaran. Secara spesifik, quantum teaching
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan
isi, dan memudahkan proses pembelajaran.
Dalam hal ini
evaluasi dapat dilakukan mulai dari bagaimana perancangan pengajaran itu
dilakukan, bagaimana penyajian/penyampaian isi dari kurikulum secara prima,
serta penyediaan fasilitas belajar yang menunjang kelancaran pembelajaran. Jika
semua aspek tersebut dijalankan secara optimal, mulai perancangan sampai
penyediaan fasilitas belajar, maka dimungkinkan siswa akan lebih termotivasi
untuk belajar dengan baik dan menyenangkan.
Dengan demikian
evaluasi quantum teaching dapat dijadikan tolak ukur bagaimana seorang guru
melakukan perancangan pengajaran dan penyampaian isi kurikulum dengan optimal.
Karena dengan perancangan pengajaran dan penyajian yang prima guru dapat
menyeberang ke dunia siswa dan membawa siswa ke dalam dunia kita.
No comments:
Post a Comment