1.
Pengertian
Quantum Learning
Quantum
learning merupakan belajar dengan menyadari manfaat sehingga termotivasi
mendayagunakan potensi diri untuk keberhasilan belajar. Dalam quantum learning,
disamping mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan, juga ada prasyarat yang
harus terpenuhi yakni lingkungan yang menggembirakan dan suasana yang nyaman.
Di
dalam quantum learning dijelaskan bagaimana cara belajar efektif sehingga
mendapatkan hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. Dengan quantum learning
seseorang dapat meng-quantumkan kemampuannya. Kemajuan hasil belajar tidak
kontiyu merambat perlahan tetapi melompat ke tingkat yang tinggi yang tidak
terbayangkan sebelumnya.
2.
Metode
Quantum Learning
Di dalam
quantum learning dipakai beberapa metode diantaranya adalah mencontoh,
permainan, simulasi, dan juga symbol. Metode quantum learning menekankan pada
kekuatan sugesti dan kepercayaan diri. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan
sugesti positif dan negative. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan
sugesti positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di
dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, mengunakan poster-poster untuk
memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang
terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti. (DePorter,Hernacki, 2002:14-15)
Metode memberikan contoh kepada siswa berfungsi untuk memudahkan
pemahaman siswa, memberikan bukti, mengkongkritkan pengertian-pengertian yang
abstrak.
Sedangkan metode
permainan, disamping untuk menambah ketangkasan juga dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan secara luas atau mendalam. Seperti permainan teka-teki,
dan catur atau juga dengan permainan lainnya yang mendidik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Tohari Susilo dalam symposium guru
di Jakarta, mengatakan bahwa dengan metode permainan siswa akan lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar, orang
bisa bilang para siswa hanya menyukai permainannya. Namun dalam penelitian yang
dilakukan Tohari siswa yang semula mendapat nilai rata-rata 6,8 naik menjadi
8,2. dalam hal ini berarti, pelajaran yang disampaikan melalui metode permainan
ini banyak diminati siswa. (Jawa Pos, 05 - 01- 2005)
Berbeda dengan metode simulasi, metode ini merupakan sebuah metode
permainan bernomor yang disertai kartu-kartu atau pertayaan tertentu dari setiap
nomor. Seperti monopoli, ular tangga, metode ini juga membutuhkan alat bantu
lain seperti dadu, identitas peserta dan lain-lain.
3.
Manfaat Quantum Learning
a. Sikap positif
sugesti sangat mempengaruhi terhadap
tingkah laku siswa. Quantum learning lebih menekankan pada sugesti positif dan
menghindari sugesti negative. Dengan tujuan untuk menanamkan sikap positif pada
siswa. Karena sugesti positif akan mengarahkan fikiran anak terhadap perasaan
dan tingkah laku dari suatu keadaan yang dikehendaki (Schaefer, 1987: 56)
b.
Motivasi
Motivasi menentukan intensitas usaha
anak dalam belajar. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seorang anak yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Makin tepat motivasi diberikan makin
berhasil pelajaran itu. Anak yang gagal dalam belajarnya, tidak dapat
disalahkan begitu saja. Mungkin gurunya yang tidak berhasil dalam memberikan
motivasi kepada siswanya (Sardiman, 1994: 85)
c.
Keterempilan belajar seumur hidup
Dengan mempelajari quantum learning,
seseorang akan mendapatkan teknik atau keterampilan belajar. Dalam quantum
learning terdapat beberapa keterampilan belajar yang dapat meningkatkan belajar
seseorang. Keterampilan itu sebagai modal seseorang untuk hidup, karena orang
hidup yang dinamis dan tidak ketinggalan zaman adalah orang yang terus belajar.
Sedangkan belajar membutuhkan keterampilan-keterampilan seperti yang ditawarkan
oleh quantum learning. Keterampilan-keterampilan itu sangat bermanfaat sekali
untuk dapat belajar lebih efektif.
d. Kepercayaan diri
Dengan mengetahui dan melaksanakan beberapa keterampilan yang ada dalam
quantum learning, seseorang akan merasa percaya diri dengan potensi yang
dimilikinya, Karena quantum learning membimbing seseorang menuju kearah
keberhasilan. Ketika seseorang berhasil, maka ia akan bangga dengan apa yang
telah dilakukan.
e.
Sukses
Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ada dalam quantum learning, seseorang akan merasakan hasil yang memuaskan.
Meraih kesuksesan dengan penuh semangat dan keriangan. Quantum learning tidak
mengajak seseorang pada kehancuran, tetapi membimbing kearah kesuksesan.
4.
Kekuatan
Fikiran Yang Tak Terbatas
Otak manusia mempuyai tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal
sebagai otak Triune (three in one). Tiga bagian dasar itu adalah batang
otak atau reptile. Bagian ini adalah komponen kecerdasan terendah dari spesies
manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi motor sensor (pengetahuan
tentang realitas fisik yang berasal dari panca indera). Juga berkaitan dengan
insting mempertahankan hidup, perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal,
reproduksi dan perlindungan wilayah. Ketika merasa tidak aman, otak ini secara
pontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri. Inilah yang disebut dengan
reaksi hadapi atau lari.(DePorter,Hernacki, 2002: 26-27)
Yang kedua adalah bagian system limbic atau otak mamalia.
Fungsinya adalah bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang
menyenangkan, memori dan kemampuan dalam belajar. Selain itu system ini juga
mengendalikan bioritme manusia, yaitu pola tidur, haus, lapar, gairah
seksual, metabolisme dan system kekebalan. System ini sebagai panel control
utama yang menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, dan
sensasi tubuh.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
Bagian ketiga adalah neokorteks yang merupakan tempat
kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui panca indra. Fungsinya
untuk berfikir secara intelektual, penalaran, pembuatan keputusan, prilaku
waras, bahasa, kendali motorik sadar dan ideasi non verbal.(DePorter, Hernacki,
2002: 28)
Ketiga bagian otak tadi juga dibagi menjadi belahan kanan dan kiri,
atau dikenal dengan otak kanan dan otak kiri. Proses berfikir otak kiri
bersifat logis, skuensial, lininer dan rasional, juga mampu melakukan
penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berfikirnya sesuai untuk tugas-tugas
teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan
detail dan fakta, fenotik serta simbolik (DePorter, Hernacki, 2002:36)
Sedangkan cara berfikirnya otak kanan bersifat acak, tidak teratur,
intuitif dan holistic. Cara berfikirnya sesuai dengan cara untuk mengetahui
yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran spasial,
pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan
visualisasi (DePorter,Hernacki, 2002:36)
Penggunaan kedua bagian ini haruslah seimbang. Karena kalau tidak,
dapat mengakibatkan stress dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk.
Untuk menyeimbangkan masyarakat yang kecenderungannya pada otak kiri, perlu
dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajarnya dan memberikan umpan
balik positif. Semua itu menimbulkan emosi positif yang membuat otak lebih
efektif. Emosi positif mendorong kearah kekuatan otak, mengarah pada
keberhasilan, dan pada kehormatan diri yang lebih tinggi.
5.
Menemukan
Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kunci utama mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan di sekolah dan dalam situasi antar pribadi. Setiap orang mempunyai
gaya belajar tersendiri. Ada yang suka secara kelompok, ada yang sendirian, ada
yang suka diiringi dengan musik, dan ada juga yang suka dalam keadaan sepi.
Ada dua kategori utama
tentang bagaimana cara belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap
informasi dengan mudah (modalitas). Kedua, bagaimana cara
mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(DePorter,Hernacki,2002: 110)
Salah satu langkah mengenali gaya belajar adalah mengetahui
modalitas sebagai modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Orang visual
belajarnya melalui apa yang mereka lihat. Pelajar auditorial melakukannya
melalui apa yang mereka dengar dan pelajar kinestetik belajarnya lewat gerak
dan sentuhan.
Pelajar bertipe visual mempunyai kecenderungan menggambar sebuah
peta, berpakaian rapi dan teratur, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca
daripada dibacakan. Sedangkan pelajar auditorial lebih suka membaca buku dan
bertanya untuk mendapatkan informasi. Berbeda dengan pelajar kinestetik yang
selalu ingin bergerak yang lebih banyak menggunakan indera perabanya untuk
mendapatkan informasi (DePorter,Hernacki, 2002:116-120)
6.
Teknik
Mencatat Tingkat Tinggi
Mencatat yang efektif adalah yang sesuai dengan teknik mencatat yang
menimbulkan kemampuan untuk melihat secara keseluruhan, membantu meninjau
kembali secara efektif dan memungkinkan untuk mengingat secara lebih akurat.
Mencatat dapat meningkatkan daya ingat, membantu mengingat apa yang tersimpan
dalam memori manusia. Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dan
membantu menyimpan informasi secara mudah dan mengingat kembali jika dipelukan
(DePorter, Hernacki, 2002:146-148)
Tujuan mencatat adalah mendapatkan poin-poin kunci dari buku-buku,
laporan, kuliah dan sebagainya. Ada dua tehnik pencatatan yang sangat efektif.
Kedua cara ini membantu seseorang untuk mampu melihat seluruh gambaran secara
selintas dan menciptakan hubungan mental yang berguna untuk memahami dan
mengingat teknik itu adalah:
a. Peta pikiran
Peta
pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra
visual dan prasarana grafis untuk membentuk kesan yang lebih mendalam
(DePorter, Hernacki, 2002:152). Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat
visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran
sangat baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal, seperti peta jalan
yan digunakan untuk belajar. Ada beberapa cara untuk membuat catatan peta
pikiran, diantaranya:
- Tulis atau
ketiklah secara rapi dengan menggunakan huruf-huruf capital.
- Tulislah gagasan
penting dengan huruf yang lebih besar.
- Di tengah kertas,
buatlah lingkaran dari gagasan utama.
- Tambahkan sebuah
cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci dengan mengunakan pulpen
warna-warni.
- Tambahkan simbol
dan ilustrasi
- Gunakan
bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau gagasan-gagasan.
- Buatlah peta
pikiran secara horizontal.
b.
Catatan:TS
(tulis dan susun)
Catatan ini berguna untuk mencatat
pemikiran dan kesimpulan dengan bagian-bagian kunci pembicaraan atau materi
bacaan. Ada sedikit perbedaan antara penulisan catatan dan penyusunan catatan.
Penulisan catatan adalah mendengarkan apa yang dibicarakan oleh pembicara atau
guru seraya menuliskan poin-poin utmanya. Sedangkan penyusunan catatan berarti
menuliskan pemikiran dan kesan sambil mendengarkan materi yang sedang
disampaikan. Dengan TS ini kedua cara tersebut dapat dilakukan secara
sekaligus, yaitu mencatat informasi dan tetap mengikuti jalannya pemikiran yang
dilakukan oleh otak. (DePorter, Hernacki, 2002: 160)
Catatan:TS adalah cara menerapkan
pikiran sadar ataupun bawah sadar terhadap materi. Ketika pikian sadar kita
berpusat pada material dan proses menuangkannya di atas kertas. Ketika itu pula
pikiran bawah sadar bereaksi membentuk kesan, membuat hubungan-hubungan dan
melakukan pekerjaan secara otomatis. Ada beberapa kiat yang dapat membantu
untuk membuat catatan yang lebih efektif yaitu:
-
Mendengarkan
secara aktif
-
Memperhatikan
secara aktif
-
Partisipasi
-
Tinjauan
awal
-
Membuat yang
auditorial menjadi visual
-
Menjadikan
pengulangan itu mudah
-
Bersikap
teguh dalam mencoba.
Disamping kiat-kiat terdapat
juga berbagai manfaat dari keduannya (peta pikiran dan catatan:TS) adapun
manfaatnya adalah:
a. Manfaat peta
pikiran
- Fleksibel
- Memusatkan
perhatian
- Meningkatkan
pemahaman
- Menyenangkan
b.
Manfaat
catatan:TS
-
Lebih
mudah mengingat suatu subjek
-
Memusatkan
perasaan
-
Merupakan
impian yang konstruktif
- Merekam penilaian-penilain.
7.
Melaju
Dengan Kekuatan Membaca
Membaca merupakan pekerjaaan yang berat dan membosankan. Kegiatan
membaca terdiri dari pengamatan atas kata-kata yang dicetak secara mencolok,
pemahaman, pemilihan dan penyimpanan informasi. Banyak orang yang
melakukan kegiatan membaca tetapi tidak sampai pada bagian akhir mereka sudah
bosan dan berhenti membaca. Hal ini terjadi karena dalam aktifitas membaca
tersebut tidak menggunakan strategi maupun teknik khusus yang diperlukan dalam
membaca.
Keterampilan membaca untuk mengejar kemampuan mental dengan cara
menyingkirkan mitos-mitos yang dipercayai tentang membaca. Menggantikan
mitos-mitos kuno dengan gagasan-gagasan baru merupakan langkah pertama dalam
menciptakan keterampilan baru dalam membaca. Gagasan-gagasan baru itu adalah
bahwa membaca itu mudah, tidak ada salahnya membaca dengan menggunkan jari
sebagai penunjuk, membaca banyak kata secara sekaligus, membaca dengan cepat
dan tetap memahami isi bacaan. (DePorter, Hernacki, 2002: 251-253)
Disamping itu ada beberapa kiat-kiat dalam membaca diantaranya
adalah dengan mempersiapkna diri, meminimalkan gangguan, duduk dengan sikap
tegak, meluangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan fikiran, menggunakan
jari atau benda lain sebagai petunjuk, dan melihat sekilas bacaan sebelum
memulai membaca. Setelah kiat-kiat itu dilakukan, perlu diperhatikan pula
beberapa kiat untuk memahami bacaan. Kiat-kiat itu antara lain: jadilah pembaca
yang aktif, baca gagasannya bukan kata-katanya, libatkan seluruh indra,
ciptakan minat, dan buat peta pikiran bahan bacaan tersebut.
8.
Berfikir
Logis, Kreatif
Orang yang kreatif selalu ingin mempuyai rasa ingin tahu, ingin
mencoba, berpetualang dan suka bermain intuitif. Orang kreatif menggunakan
semua pengetahuannya dan membuat
lompatan yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara
yang baru.
Proses kreatif itu sendiri mengalir melalui lima tahap. Pertama,
Persiapan Dimulai dengan mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.
Kedua, Inkubasi. Dengan mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam fikiran.
Ketiga, Iluminasi. Dalam arti memunculkan gagasan-gagasan ke permukaan. Keempat, Verivikasi. Menguji kembali hasil
yang sudah ada, hal ini untuk memastikan apakah solusi itu benar-benar
memecahkan masalah. Kelima, Aplikasi. Mengambil langkah-langkah untuk
menindaklanjuti solusi tersebut (DePorter, Hernacki, 2002: 301)
Kombinasi dari pemikiran logis dan kreatif adalah dalam hal
pemecahan masalah. Mencari solusi yang benar-benar dapat mengatasi suatu
masalah. Ada beberapa cara dalam proses pemecahan masalah. Diantaranya adalah:
a. Berfikir vertical
Yaitu
suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju tujuan, seolah-olah
sedang menaiki tangga.
b.
Berfikir
lateral
Yaitu melihat permasalahan dari
beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.
c. Berfikir kritis
Yaitu berlatih
atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan
suatu gagasan atau produk.
d.
Berfikir
analitis
Yaitu suatu proses pemecahan masalah
atau gagasan menjadi beberapa bagian-bagian. Dan menguji setiap bagian untuk
melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok, dan mengeksplorasi bagaimana
bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru.
e. Berfikir
strategis
Yaitu
berfikir dengan mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dengan melihat
dari semua sudut yang mungkin.
f.
Berfikir
tentang hasil
Yaitu meninjau tugas dari prespektif
solusi yang dikehendaki
g. Berfikir kreatif
Yaitu menyusun kembali
fakta-fakta yang ada dan muncul dengan pandangan baru tentang masalah itu.
Ada
beberapa kiat-kiat jitu untuk berfikir kreatif, diantaranya adalah:
- Ingatlah
kesuksesan di masa lalu, baik yang biasa atau luar biasa.
- Yakinlah bahwa
hari ini bisa menjadi terobosan baru.
- Melatih
kreatifitas dengan permainan-permainan mental.
- Ingatlah bahwa
kegagalan membawa pada kesuksesan.
- Raihlah impian
dan fantasi.
- Biarkan
kesenangan memasuki kehidupan.
- Kumpulkan
pengetahuan dari tempat lain.
- Lihatlah situasi
dari semua sisi.
9. Evaluasi Quantum Learning
Bahwasannya dalam setiap akhir dari
proses belajar mengajar itu dilakukan evaluasi, karena hanya dengan evaluasi
keberhasilan belajar itu dapat diketahui. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Chabib Thoha (1992:2) bahwa pada akhir pembelajaran itu memerlukan
pengukuran/evaluasi.
Dalam hal ini evaluasi yang dilakukan
quantum learning meliputi:
a.
Belajar
berdasarkan pengalaman, belajar akan lebih berhasil bila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan minat anak. Belajar akan terjadi dengan kegiatan anak itu
sendiri. Maslow menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman belajar yang
sesungguhnya harus menambah kesanggupan para pelajar, baik dalam menemukan
kualitas dirinya maupun pengalaman dan berfikir yang membuat mereka menjadi
manusia yang mempunyai keutuhan pribadi (Sudjana, 1991: 172)
b.
Teknik
mencatat tingkat tinggi, mencatat yang efektif adalah yang sesuai dengan teknik
mencatat yang menimbulkan kemampuan untuk melihat secara keseluruhan, membantu
meninjau kembali secara lebih efektif dan memungkinkan untuk mengingat secara
lebih akurat, karena dengan mencatat dapat meningkatkan daya ingat, membantu
mengingat apa yang tersimpan dalam memori manusia.
c.
Kekuatan
membaca, membaca itu dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat, menambah
pembendaharaan kata, menghabiskan sedikit waktu.
d.
Berfikir
logis dan kreatif, siswa yang kreatif selalu mempuyai rasa ingin tahu, ingin
mencoba, berpetualang, suka bermain serta intuitif. Apa yang dilakukan oleh
siswa dengan pengetahuannya memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan
cara yang baru.
Dengan
demikian, evaluasi dapat dijadikan tolak ukur bagi siswa bagaimana ia belajar
tentang sesuatu berdasarkan pengalamannya, bagaimana cara-cara mencatat tingkat
tinggi serta melaju dengan kekuatan membaca dan berfikir secara logis dan
kreatif. Manakalah semua aspek-aspek tersebut di atas dijalankan dengan benar maka
dimungkinkan seorang siswa tersebut dalam proses belajarnya akan terasa
menyenangkan dan bermanfaat. Tidak ada lagi kebosanan yang dirasa siswa dalam
belajar karena siswa telah menemukan cara tersendiri yang bisa membuat suasana
belajar menjadi nyaman dan menyenangkan. Siswa pun dapat mencapai keberhasilan
yang diinginkannya.
thks...
ReplyDeleteArtikelnya bermanfaat..