Pendidikan Tanpa Iman - Hardy Math

Thursday, March 8, 2012

Pendidikan Tanpa Iman

Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi terhadap dunia ini seandainya tidak ada orang pintar, tidak ada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, dan tidak ada penemuan di bidang teknologi. Semuanya serba alami, seperti sediakala ketika Allah menciptakan dunia ini. Tidak ada sekolah dan tidak ada orang yang ingin sekolah. Kira-kira apa yang akan terjadi dengan dunia ciptaan Allah yang mulia ini?
Sebaliknya, apa yang terjadi dengan dunia ini seandainya hanya dipenuhi dengan para ilmuwan, para penemu di bidang tekhnologi, sementara mereka tidak kenal Tuhan? Mereka tidak mengakui adanya Allah, Pencipta dunia ini dengan segala isinya. Mereka berkata bahwa dunia ini terjadi secara spontan dan sebagai hasil "evolusi".
Mereka juga menyetujui teori evolusi, yang diprakarsai Charles Darwin. Mereka tidak mengakui mujizat dan semua tanda-tanda ajaib yang dikerjakan Allah dalam sepanjang sejarah kehidupan.
Seandainya demikian, bayangkan apa yang akan menimpa planet bumi ini? Kemungkinan besar, dunia ini akan diisi dengan para Ilmuwan pengkhianat Allah. Akan muncul para Ilmuwan "jahat" yang setiap saat menyakiti Penciptanya.
Apa pula yang akan terjadi, seandainya dunia ini hanya diisi oleh orang-orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan, tetapi tidak punya pengetahuan dan tidak mau mengikuti perkembangan zaman, tidak tahu membaca dan menulis, sebab bagi mereka belajar seperti itu hanyalah melelahkan badan dan tiada artinya? Apa yang akan terjadi bila orang-orang menutup diri dengan dunia di sekitarnya dan hanya memikirkan hal-hal yang berhubungan surga?
Mereka tidak mau peduli dengan lingkungannya, yang penting adalah memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan surga. Mereka lupa daratan dan berpikir seolah-olah mereka sudah di surga.
Coba Anda tenang sejenak, dan renungkanlah kira-kira apa yang akan terjadi seandainya keadaan kita seperti itu.
Kondisi semacam ini, mengajak kita untuk memikirkan lebih dalam, bahkan ada hubungan yang erat antara Iman dan Ilmu Pengetahuan. Allah memang bercita-cita agar semua manusia ciptaanNya tetap beriman kepadaNya. Di dalam diri Allah terpancar satu kerinduan agar manusia tetap mengakui Dia sebagai Pencipta, Tuhan dan Juruselamat.
Bagamana dengan ilmu pengetahuan? Apakah Allah benci dengan ilmu pengetahuan? Hal ini perlu dipahami lebih dulu sebelum kita melangkah lebih jauh untuk membahasnya.

Allah Pencipta Ilmu Pengetahuan
Sejak awalnya, Allah mencipta manusia segambar dengan Dia, yang sering disebut "Imago Dei". Kesegambaran (citra) manusia dengan Allah terlihat dalam tingkat intelektual yang diberikan oleh Pencipta itu sendiri, dan tidak dimiliki oleh ciptaan lain. Allah melengkapi manusia dengan pikiran-pikiran jernih yang mampu melihat kebesaran dan keagunan karya Pencipanya. Dari pikiran yang jernih inilah, timbul berbagai ide yang menghasilkan penemuan-penemuan di bidang teknologi. Allah menciptakan otak yang begitu cerdas dan tajam untuk mendapatkan dan menemukan sesuatu.
Dari sini terlihat sangat jelas, bahkan Allah sangat senang dengan ilmu pengetahuan, karena ilmu itu sendiri bersumber dari Dia. Allah memberikan mandat kepada manusia agar dapat mengembangkan ilmu bagi kemuliaanNya.
Di sinilah letak permasalahan yang harus diperhatikan dengan baik. Ada para ilmuwan, para sarjana yang tidak menggunakan ilmu pengetahuan yang diberikan itu untuk kemuliaanNya. Ilmu yang diberikanNya tidak digunakan secara bertanggung jawab dan proporsional. Pikiran dan ide yang diberikanNya digunakan untuk merusak.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan bersifat relatif. Relatif, maksudnya tergantung oknum yang menggunakannya. Kalau digunakan untuk maksud baik dan berguna maka Allah sangat menyenanginya. Segala sesuatu Tuhan berikan dengan maksud membawa keagungan bagi Sang Pencipta.

Allah Tidak Mau Dilecehkan
Persoalan yang timbul ketika Allah memberikan pemikiran yang cemerlang kepada manusia adalah, manusia seringkali sombong dan tidak tahu diri. Allah diabaikan bahkan dimasukkan ke dalam "kota" dan Allah tidak diizinkan untuk intervensi.

No comments:

Post a Comment