Kebanyakan ahli
sepakat bahwa suatu pengetahuan disebut ilmu apabila lahir dari suatu kegiatan
ilmiah. Kegiatan ilmiah bertumpu pada metode ilmiah, yang langkah-langkah
utamanya membuat hipotesis, mengumpulkan data, melakukan percobaan (untuk
menguji hipotesis), dan membuat kesimpulan. Apabila kita berketetapan suatu
ilmu harus lahir dari metode ilmiah, maka matematika bukanlah ilmu.
Matematika
merupakan buah pikir manusia yang kebenarannya bersifat umum (deduktif). Kebenarannya
tidak bergantung pada metode ilmiah yang mengandung proses induktif. Kebenaran
matematika pada dasarnya bersifat koheren. Seperti yang dikenal dalam dunia
ilmu, terdapat tiga macam jenis kebenaran: (1) kebenaran koherensi atau
konsistensi, yaitu kebenaran yang didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang
telah diterima sebelumnya, (2) kebenaran korelasional, yaitu kebenaran yang
didasarkan pada “kecocokan” dengan realitas atau kenyataan yang ada, serta (3)
kebenaran pragmatis, yaitu kebenaran yang didasarkan atas manfaat atau
kegunaannya.
Contoh
ilustrasi kebenaran matematika
Pernyataan
matematika 2 + 2 = 4 (dalam sistem bilangan desimal). Pernyataan tersebut
bernilai benar, bukan karena kita melakukan percobaan tetapi karena menurut
pikiran logis kita: dua ditambah dua sudah pasti sama dengan empat! Andaikan
kita memasukkan dua koin ke dalam kotak kosong, lalu memasukkan dua koin lagi
ke dalamnya, maka siapapun akan merasa yakin ada empat koin di dalam kotak.
Tapi bila ternyata setelah dipecah, ada tiga (atau lima) koin, yang salah bukan
pada matematikanya, bukan?
Berdasarkan hal
tersebut, beberapa ahli sangat hati-hati untuk tidak menggunakan istilah “ilmu
matematika”. Walaupun demikian ada pula ahli yang “melenturkan” pengertian
“ilmu” dan sifat “ilmiah” pada pengetahuan yang telah diterima manusia dan
sesuai dengan logika pikir manusia. Walaupun matematika bukan produk metode
ilmiah, tetapi kebenaran matematika bersifat universal (tentu dalam semesta
yang dibicarakan). Keuniversalan kebenaran matematika menjadikannya lebih
“tinggi” dari produk ilmiah yang mana pun juga; matematika menjadi ratunya ilmu
sebab ia lebih penting dari logika (mengutip pendapat Bertrand Russel) dan
menjadi pelayan ilmu sebab dengan matematika maka ilmu dapat berkembang jauh
bahkan melebihi perkiraan manusia.
No comments:
Post a Comment