Kurikulum
adalah kata yang sudah lazim digunakan dalam pendidikan tanpa adanya kurikulum
maka tidak akan ada acuan yang digunakan dalam proes belajar mengajar.
Akibatnya proses pembelajaran akan menjadi tidak terarah dan tidak terkontrol,
sehingga sulit untuk mengetahui apakah tujuan diadakannya kegiatan belajar
mengajar telah tercapai atau tidak.
Salah satu aspek
yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek
kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki
peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,
sehingga kurukulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang
bermutu atau berkualitas.
Perkembangan yang
terkait dengan IPTEK, masyarakat, berbangsa dan bernegara, maupun isu-isu
didalam dan diluar negeri merupakan hubungan yang harus dipertimbangkan dalam
kuriukulum. Oleh karena itu, kita harus mampu dengan cepat menjawab
tantangan-tantangan tersebut utntuk direalisaikan dalam program pendidikan.
Banyak aspek pembaruan dalam bidang pendidikan yang berpengaruh terhadap
kuriukulum yaitu program percepatan pembelajaran, kurikulum muatan
lokal, desentralisasi, pelaksanaan remedial dan pengayaan, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Disamping itu, paradigma pendidikan dan
pilar-pilar pembelajaran yang telah dicanangkan pemerintah harus menjadi
ladasan dalam pengembangan kurikulum.
B. PENGERTIAN KURIKULUM
Secara etimologi, kurikulum
(Curriculum) berasal dari bahasa yunani yaitu currir yang artinya pelari dan
curree yang berarti tempat berpacu. Itu berarti istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman yunani kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
kemudian digunakan oleh dunia pendidikan. Secara terminologis, istilah
kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau
kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan
tertentu secara formal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Seiring
perkembangan pengertian kurikulum terus mengalami pergeseran makna tugas
mendidik yang diemban bersama-sama antara keluarga dan sekolah menjadi tidak
berimbang, hal ini menjadikan masyarakat lebih mempercayakan masalah pendidikan
anak kepada sekolah. Padahal waktu yang dimiliki anak lebih banyak
dilingkungan keluarga daripada disekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian pesat diikuti peledakan informasi dan peledakan
penduduk membuat beban sekolah semkin berat dan kompleks akhir-akhir ini. Hal
ini juga menyebabkan masyarakat lebih banyak menuntut sekolah berupa
nilai-nilai dan kemampuan anak yang harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan dunia kerja. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata
pelajaran atau keguatan-kegiatan belajar siswa saja. Tetapi segala hal yang
berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi segala
hal yang berpengaruh pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan.
C. PENGEMBANGAN
MODEL KURIKULUM TYLER
Pengembangan Model Kurikulum
Tyler ini, lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum sesuai dengan
tujuan dan misi suatu institusi pendidikan dengan demikian, model ini tidak
menguraikan pengemabngan kurikulum dalam bentuk langkah-langkah kongkret atau
tahapan-tahapan secar rinci. Tyler hanya memberikan dasar-dasar pengembangannya
saja. Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundamental untuk mengembangkan
kurikulum yaitu:
- Menentukan Tujuan
Merumuskan tujuan
kurikulum, sebenarnya sangat tergantung dari teori dan filsafat pendidikan
serta model kurikulum apa yang dianut. Merumuskan tujuan merupakan langkah
pertama dan utama yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan merupakan arah atau
sasaran pendidikan.
- Menentukan Pengalaman Belajar (Learning Experiences)
Pengalaman belajar
adalah segala aktifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman
belajar bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktifitas guru
memberikan pelajaran. Pengalaman belajar menunjukkan pada aktifitas siswa dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian yang harus dipertanyakan dalam pengalaman
ini adalah “apa yang akan atau telah dikerjakan siswa” bukan “apa
yang akan atau telah diperbuat guru”.
- Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Langkah ketiga
dalam merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasikan pengalaman belajar
baik dalam bentuk unit mata pelajaran maupun dalam bentuk program. Langkah
pengorganisasian ini sangatlah penting, sebab dengan pengorganisasian yang
jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga
menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
- Evaluasi
Proses evaluasi
merupakan langkah untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan evaluasi dapat ditentukan apakah kurikulum yang
digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau
belum. Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa
dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan juga evaluasi seharusnya
menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.
No comments:
Post a Comment