Diskusi dalam Pembelajaran IPS - Hardy Math

Saturday, February 11, 2017

Diskusi dalam Pembelajaran IPS

A.    Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) di  SMP dimaksudkan agar murid memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, melalui pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini diharapkan murid dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang gejala-gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik dimasa lampau maupun masa kini.

Dr. Udin S. Winata putra, M.A. dkk, (2005:8.16-8.17) mengatakan : Pada hakekatnya rumusan tujuan pembelajaran IPS di Indonesia banyak kesamaan dengan rumusan tujuan studi sosial di Amerika Serikat SOSE (Studies of Society and Environment) di Australia. Dalam kurikulum Standar for Social Studies Amerika, dikemukakan bahwa tujuan studi Sosial adalah untuk membantu para generasi muda mengembangkan kemampuan membuat keputusan yang rasional bagi masyarakat umum sebagai warga yang memiliki ragam budaya yakni masyarakat yang demokratis ditengah dunia yang bebas. Sedangkan ruang lingkup programnya berisi kajian yang sistematis dari sejumlah disiplin ilmu-ilmu sosial, meliputi Antropologi, Arkeologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, Filsafat, Ilmu Politik, Psikologi Agama, dan Sosiologi, bahkan mencakup Humanisme dan ilmu-ilmu alam.
Dalam Curriculum Standars Framework Australia dikemukakan oleh tujuan SOSE adalah untuk memberi pemahaman tentang konsep masyarakat yang dapat diterima oleh semua siswa dengan menekankan pada unsur-unsur bersama serta mengakui keragaman tujuan ini memaparkan sejumlah disiplin ilmu-ilmu sosial yakni Politik, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Dan Ekonomi.
Pelajaran IPS di Indonesia diarahkan pada upaya mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah. Sedangkan tujuannya adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Memperhatikan tiga model tujuan pengajaran IPS dan ruang lingkup kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS adalah interdisipliner dan multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas IPS, para siswa seyogyanya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik dipandang dari berbagai disiplin ilmu.

B.     Metode Diskusi
1.      Pengertian
Diskusi adalah perundingan untuk bertukar pikiran (bahas-membahas) tentang sesuatu masalah.(Poerwadarminta,1984:254). Menurut pendapat tersebut diskusi diartikan sebagai pertukaran pendapat antara dua orang atau lebih untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama pula. Hal ini lebih dipertegas oleh pendapat Udin S. Winataputra yang mengatakan bahwa “Metode diskusi adalah cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. (Udin S. Winataputra, 2005:4.15).
Dengan demikian, dari kedua pendapat diatas dapat dipertegas kembali bahwa Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan semua siswa untuk berperan serta dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan pada suatu kelompok dengan cara bertukar pikiran tentang suatu permasalahan.

2.      Syarat-Syarat Metode Diskusi
      Tidak semua perbincangan atau pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil peserta didik dapat disebut sebagai diskusi. Suatu kelompok dapat disebut diskusi apabila memenuhi beberapa syarat   berikut :
a.       Melibatkan kelompok yang anggotanya berkisar 3-4 orang atau lebih.
b.      Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota berkesempatan saling melihat, mendengar serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.
c.       Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk mencapainya.
d.      Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan pembelajaran.

3.      Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Metode Diskusi
Setiap metode pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Begitu juga pada metode diskusi ini, mempunyai beberapa keuntungan atau keunggulan yang dapat dijabarkan sebagai berikut :      a) Siswa bertukar pikiran, b) Siswa dapat menghayati permasalahan        c). Merangsang siswa untuk berpendapat, d) Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab /solidaritas, e) Membina kemampuan berbicara, f) Siswa belajar memahami pikiran orang lain, g) Memberikan kesempatan belajar (Udin S. Winataputra, 2005:4.15)
   Sedangkan kelemahan penggunaan metode diskusi adalah sebagai berikut : a) Relatif memerlukan waktu yang banyak, b) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar, diskusi tidak efektif, c) Terdapat perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa, d) Apabila guru tidak dapat membimbing diskusi tidak efektif. (Udin S. Winataputra, 2005:4.15)

C.    Penggunaan Metode Diskusi dalam Pembelajaran IPS
Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat tepat, karena metode diskusi dalam pelaksanaannya melibatkan siswa secara optimal untuk aktif dalam pembelajaran, hal ini akan memberikan pengalaman belajar (learning experience) kepada siswa, terutama tentang pemahaman terhadap persoalan belajar bersama, menghargai pendapat orang lain, pembentukan solidaritas (tidak memaksakan pendapatnya sendiri) terhadap pengambilan keputusan bersama, menerapkan cara menyelesaikan persoalan terbaik, serta menerapkan cara penyampaian yang benar dihadapan orang banyak.
Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS sangat penting dilakukan, karena memiliki beberapa kelebihan ketimbang metode-metode pembelajaran lainnya dalam upaya mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Adapun kelebihan- kelebihan penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.       Siswa bertukar pikiran
b.      Siswa dapat menghayati permasalahan
c.       Merangsang siswa untuk berpendapat
d.      Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab /solidaritas
e.       Membina kemampuan berbicara
f.       Siswa belajar memahami pikiran orang lain
g.      Memberikan kesempatan belajar (Udin S. Winataputra, 2005:4.15)
Selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki metode diskusi dalam proses pembelajaran juga memiliki kelemahan-kelemahan yang perlu diketahui, agar dalam penerapannya seorang guru harus meminimalisir kelemahan-kelemahan yang ada, dan mengoptimalkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Adapun kelemahan penggunaan metode diskusi dapat dipaparkan sebagai berikut :
a.       Relatif memerlukan waktu yang banyak
b.      Apabila siswa tidak memahami konsep dasar, diskusi tidak efektif
c.       Terdapat perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa
d.      Apabila guru tidak dapat membimbing diskusi tidak efektif. (Udin S.
      Winataputra, 2005:4.15)
Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial    dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, Pelaksanaan, dan Penutup (umpan balik)
a.       Persiapan
-          Membentuk kelompok siswa, maksimal per kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
-          Guru menentukan topik/masalah yang akan didiskusikan
-          Mengalokasikan waktu diskusi, sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
b.      Pelaksanaan
-          Guru menjelaskan topik/masalah yang akan didiskusikan secara garis besarnya saja dengan singkat dan jelas, sehingga pelaksanaan diskusi tidak menyimpang dari topik yang ada.
-          Siswa mendiskusikan topik / permasalahan di dalam kelompoknya,
-          Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok, di adakan diskusi kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
-          Selama pelaksanaan diskusi, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, apabila pelaksanaan diskusi kurang menarik.
c.       Penutup dan Umpan Balik
-          Guru memberi masukan atas pelaksanaan diskusi,
-          Guru meminta siswa untuk memberi komentar terhadap pengalaman belajar yang telah mereka jalani.

Sumber
Drs. H. Udin S. Winataputra, Strategi Belajar mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2005


No comments:

Post a Comment