A. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) di SMP dimaksudkan agar murid memiliki
pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu, melalui pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini
diharapkan murid dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang
gejala-gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik
dimasa lampau maupun masa kini.
Dr. Udin S. Winata putra, M.A. dkk,
(2005:8.16-8.17) mengatakan : Pada hakekatnya rumusan tujuan pembelajaran IPS
di Indonesia banyak kesamaan dengan rumusan tujuan studi sosial di Amerika
Serikat SOSE (Studies of Society and Environment) di Australia. Dalam kurikulum
Standar for Social Studies Amerika, dikemukakan bahwa tujuan studi Sosial
adalah untuk membantu para generasi muda mengembangkan kemampuan membuat
keputusan yang rasional bagi masyarakat umum sebagai warga yang memiliki ragam
budaya yakni masyarakat yang demokratis ditengah dunia yang bebas. Sedangkan
ruang lingkup programnya berisi kajian yang sistematis dari sejumlah disiplin ilmu-ilmu
sosial, meliputi Antropologi, Arkeologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum,
Filsafat, Ilmu Politik, Psikologi Agama, dan Sosiologi, bahkan mencakup
Humanisme dan ilmu-ilmu alam.
Dalam Curriculum Standars Framework
Australia dikemukakan oleh tujuan SOSE adalah untuk memberi pemahaman tentang
konsep masyarakat yang dapat diterima oleh semua siswa dengan menekankan pada
unsur-unsur bersama serta mengakui keragaman tujuan ini memaparkan sejumlah
disiplin ilmu-ilmu sosial yakni Politik, Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi, Psikologi Dan Ekonomi.
Pelajaran IPS di Indonesia diarahkan
pada upaya mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah. Sedangkan
tujuannya adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang berguna bagi dirinya dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Memperhatikan tiga model tujuan
pengajaran IPS dan ruang lingkup kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
yang digunakan dalam pengajaran IPS adalah interdisipliner dan multidisipliner.
Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas IPS, para siswa seyogyanya
diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau
topik dipandang dari berbagai disiplin ilmu.
B. Metode Diskusi
1.
Pengertian
Diskusi adalah perundingan untuk
bertukar pikiran (bahas-membahas) tentang sesuatu
masalah.(Poerwadarminta,1984:254). Menurut pendapat tersebut diskusi diartikan
sebagai pertukaran pendapat antara dua orang atau lebih untuk menyelesaikan
suatu permasalahan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
bersama pula. Hal ini lebih dipertegas oleh pendapat Udin S. Winataputra
yang mengatakan bahwa “Metode diskusi adalah cara mengajar dalam pembahasan dan
penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus
diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. (Udin S.
Winataputra, 2005:4.15).
Dengan demikian, dari kedua pendapat
diatas dapat dipertegas kembali bahwa Metode diskusi adalah suatu metode
pembelajaran yang melibatkan semua siswa untuk berperan serta dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan pada suatu kelompok dengan cara
bertukar pikiran tentang suatu permasalahan.
2.
Syarat-Syarat
Metode Diskusi
Tidak
semua perbincangan atau pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil
peserta didik dapat disebut sebagai diskusi. Suatu kelompok dapat disebut
diskusi apabila memenuhi beberapa syarat berikut :
a.
Melibatkan
kelompok yang anggotanya berkisar 3-4 orang atau lebih.
b.
Berlangsung
dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota berkesempatan
saling melihat, mendengar serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.
c.
Mempunyai
tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk
mencapainya.
d.
Berlangsung
menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan
pembelajaran.
3.
Keunggulan
dan Kelemahan Penggunaan Metode Diskusi
Setiap metode pembelajaran mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan. Begitu juga pada metode diskusi ini,
mempunyai beberapa keuntungan atau keunggulan yang dapat dijabarkan sebagai
berikut : a) Siswa bertukar pikiran,
b) Siswa dapat menghayati permasalahan
c). Merangsang siswa untuk berpendapat, d) Dapat mengembangkan rasa
tanggung jawab /solidaritas, e) Membina kemampuan berbicara, f) Siswa belajar
memahami pikiran orang lain, g) Memberikan kesempatan belajar (Udin S.
Winataputra, 2005:4.15)
Sedangkan kelemahan penggunaan metode
diskusi adalah sebagai berikut : a) Relatif memerlukan waktu yang banyak, b)
Apabila siswa tidak memahami konsep dasar, diskusi tidak efektif, c) Terdapat
perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa, d) Apabila guru tidak dapat
membimbing diskusi tidak efektif. (Udin S. Winataputra, 2005:4.15)
C. Penggunaan Metode Diskusi dalam Pembelajaran IPS
Penggunaan metode diskusi dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat tepat, karena metode diskusi dalam
pelaksanaannya melibatkan siswa secara optimal untuk aktif dalam pembelajaran,
hal ini akan memberikan pengalaman belajar (learning experience) kepada
siswa, terutama tentang pemahaman terhadap persoalan belajar bersama,
menghargai pendapat orang lain, pembentukan solidaritas (tidak memaksakan
pendapatnya sendiri) terhadap pengambilan keputusan bersama, menerapkan cara
menyelesaikan persoalan terbaik, serta menerapkan cara penyampaian yang benar
dihadapan orang banyak.
Penerapan metode
diskusi dalam pembelajaran IPS sangat penting dilakukan, karena memiliki
beberapa kelebihan ketimbang metode-metode pembelajaran lainnya dalam upaya mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran. Adapun kelebihan- kelebihan penggunaan metode diskusi
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Siswa
bertukar pikiran
b.
Siswa
dapat menghayati permasalahan
c.
Merangsang
siswa untuk berpendapat
d.
Dapat
mengembangkan rasa tanggung jawab /solidaritas
e.
Membina
kemampuan berbicara
f.
Siswa
belajar memahami pikiran orang lain
g.
Memberikan
kesempatan belajar (Udin S. Winataputra, 2005:4.15)
Selain kelebihan-kelebihan yang
dimiliki metode diskusi dalam proses pembelajaran juga memiliki
kelemahan-kelemahan yang perlu diketahui, agar dalam penerapannya seorang guru
harus meminimalisir kelemahan-kelemahan yang ada, dan mengoptimalkan
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Adapun kelemahan penggunaan metode
diskusi dapat dipaparkan sebagai berikut :
a.
Relatif
memerlukan waktu yang banyak
b.
Apabila
siswa tidak memahami konsep dasar, diskusi tidak efektif
c.
Terdapat
perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa
d.
Apabila
guru tidak dapat membimbing diskusi tidak efektif. (Udin S.
Winataputra,
2005:4.15)
Penerapan metode diskusi dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan
melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, Pelaksanaan, dan Penutup (umpan
balik)
a.
Persiapan
-
Membentuk
kelompok siswa, maksimal per kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
-
Guru
menentukan topik/masalah yang akan didiskusikan
-
Mengalokasikan
waktu diskusi, sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
b.
Pelaksanaan
-
Guru
menjelaskan topik/masalah yang akan didiskusikan secara garis besarnya saja
dengan singkat dan jelas, sehingga pelaksanaan diskusi tidak menyimpang dari
topik yang ada.
-
Siswa
mendiskusikan topik / permasalahan di dalam kelompoknya,
-
Setelah
selesai berdiskusi dalam kelompok, di adakan diskusi kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
-
Selama
pelaksanaan diskusi, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, apabila
pelaksanaan diskusi kurang menarik.
c.
Penutup
dan Umpan Balik
-
Guru
memberi masukan atas pelaksanaan diskusi,
-
Guru
meminta siswa untuk memberi komentar terhadap pengalaman belajar yang telah
mereka jalani.
Sumber
Drs. H. Udin S. Winataputra, Strategi
Belajar mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2005
No comments:
Post a Comment