BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Memasuki abad ke-21 ini
dunia pendidikan menghapi tantangan yang tidak ringan, terutama di bidang IPTEK
yang sangat pesat. Perubahan masyarakat dunia maupun masyarakat kita sendiri
dibidang sosssial budaya dan berkembangnya isu bahwa kualitas pendidikan
rendah. Oleh karena itu untuk menghadapi tantangan tersebut pendidkan dan
pembelajara perlu adanya perubahan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berbagai
upaya telah dilakukan di bidang pendidikan. Misalnya dkeluarkan UU
SISDIKNAS no 2 tahun 1985 dan program
pendidikan 9 tahun serta diberlakukannya kurikulum- kurikulum baru seperti
kurikulum 2004, KBK, KTSP.
Namun satu hal yang
penting yaitu guru sebagai pelaksana langsung pencapaian tujuan pembelajaran
perlu meningkatkan kualitas proses pembelajaran yaitu dengan memperhatikan
bagaimana cara menyampaikan pengetahuan yang dimiliki itu kepada peserta
didiknya. Maka dari itu peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dalam mengatasi masalah tersebut.
Di SD Negeri 2 Mengandung
Sari Kecamatan sekampung Udik Kabupaten Lampung timur ditentukan ketuntasan
minimal untuk pelajaran Matematika adalah 60 keatas. Sedangkan siswa dikatakan belum berhasil apabila
mendapat nilai kurang dari 60.
Metode penemuan pada
pembelajaran Matematika dimaksudkan untuk mendorong siswa dalam memahami sesuatu yang
bersifat fakta atau relasi Matematika yang masih baru bagi siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus
tertentu. Setelah menemukan fakta/relasi siswa diminta untuk menarik suatu
generasi dari apa yang mereka temukan sendiri.
1.
Identifikasi Masalah
a.
Rendahnya
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Mengandung Sari dalam pembelajaran
Matematika
b.
Belum
adanya metode pembelajaran yang tepatpadapembelajaran Matematika
2.
Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah diatas, maka analisis masalahnya, yaitu :
a.
Pembelajaran
yang kurang tepat
b.
Metode
yang digunakan kurang bervariasi
c.
Berpusat
pada guru sehingga situasikelas kurang hidup
d.
Tidak
menggunakan alatperagayang memadai
e.
Masih
kurangnya menggunakan lembar kerja siswa
3.
Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dan analisis masalah diatas, dapat dikemukakan
alternatifpemecahan masalah adalah bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika tentang simetridan tidak simetripada bangun
datar kelas IV SD Negeri 2 Mengandung Sari dapat menggunakan model pembelajaran
Inkuiri.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasar uraian latar belakang diatas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan/inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran Matematika di SD Negeri 2 Mengandung Sari Tahun 2015/2016?
2. Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Matematika dengan
menggunakan metode penemuan /inkuiri
di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan metode
inkuiri di SD
Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasar permasalahan
diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.
untuk
mengetahui bagaimana pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016
2.
Untuk
mengetahui bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode inkuiri di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016
3.
Untuk
mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan
menggunakan metode inkuiri di SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016
D.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1.
Guru
Guru akan memiliki gambaran tentang pembelajaran Matematika yang efektif
dan menyenangkan sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di
kelass sekaligus dapat memecahkan permasalahan pembelajaran. Diharapkan dapat
mengembangkan profesinya sehingga menjadi guru yang professional.
2.
Siswa
Siswa akan mudah memahami materi pelajaran sehingga
menjadi aktif dan dapat meningkatkan belajarnya. Melatih siswa dalam bekerja
sama dalam memecahkan masalah.
3.
Lembaga
Bagi lembaga diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu topik dan
cara pembelajaran Matematika pada siswa SD Negeri 2 Mengandung Sari 2015/2016 dengan metode
inkuiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Hasil Belajar
Hasil
belajar siswa merupakan hasil dari proses yang didalamnya terlibat sejumlah
faktor yang saling mempengaruhi. Menurut Oemar Hamalik ( 2004 : 30 ) hasil belajar
adalah “ bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak mau menjadi tau, tidak mengerti menjadi mengerti”.
Menurut Nana
Sujdana( 2002 : 22 )” hasil belajar pada siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
luas mencakup bidang kognitif, efektif,
afektif dan psikomotor”.
Menurut
E.Mulyasa ( 2009 : 212 )“
Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang
menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan prilaku yang bresangkutan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar menurut Muhibbin Syah ( 2011 : 129 ), sebagai
berikut :
1.
Faktor Internal
Siswa
a. Aspek Fisiologis : yang bersifat
Jasmaniah, Mata, Telinga
b. Aspek psikologis
-
Faktor
Intelektif : Kecerdasan Bakat
-
Faktor
Non Intelektif : Sikap, Minat, Kebutuhan, Motivasi
2.
Faktor
ekternal
a. Lingkungan Sosial : Keluarga,Guru, dan
Staf, Masyarakat, Teman.
b. Lingkungan Non Sosial : Kondisi Rumah,
Sekolah, Peralatan, Alam.
3.
Faktor
pendekatan belajar
Dari
pendapat diatas, dapat diambil pengertian bahwa hasil belajar merupakan
interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam dirinya ( Faktor Internal ) maupun
dari luar diri ( Faktor Esktenal ) individu dan faktor pendukung dalam
pembelajaran. Ketiga faktor
tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar
B.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.
Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, mengatur materi dan member petunjuk kepada guru di kelas
(Suprijono, 2010 : 45 – 46 ).
Model pembelajaran terdiri
atas tiga bagian, yaitu model pembelajaran langsung, model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah.
Pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama
dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran
kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran
kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam
belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang
bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja
seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan
kemampuan diri secara individu dan sumbangan dari anggota kelompok lain selama
belajar bersama dalam kelompok ( Chotimah, dkk,
2009 : 2 ).
Karakteristik model
pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu :
a.
Peserta didik bekerja dalam kelompok
kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b.
Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri
dari peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c.
Jika memungkinkan, masing-masing
anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d.
Sistem penghargaan yang berorientasi
kepada kelompok dari pada individu ( Chotimah,
Dwitasari, 2009 : 3 ).
Tiga tujuan instruksional penting yang
dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial ( Ismono, dkk,2000 : 6 ).
Dalam
pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu:
1. Keunggulan Pembelajaran Kooperatf
1. Keunggulan Pembelajaran Kooperatf
a.
Melalui pembelajaran kooperatif siswa
tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan
belajar dari siswa yang lain.
b.
Pembelajaran kooperatif dapat
mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea atau gagasan dengan kata-kata secara
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.
Dapat membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
d.
Dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.
e.
Merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang
lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap
sekolah.
f.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat
berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan
yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.
g.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa
untuk menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h.
Ineraksi selama kooperatif berlangsung
dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
2.
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a.
Untuk memahami dan mengerti filosofis
pembelajaran kooperatif memang perlu waktu. Sangat tidak
rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan
memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki
kelebuihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim
kerjasama dalam kelompok.
b.
Ciri utama
kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa
peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c.
Penilaian
yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d.
Keberhasilan
kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu
kali penerapan strategi ini.
e.
Walaupun
kemauan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat untuk siswa, akan tetapi
banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena idealnya melalui kooperatif selain siswa belajar
bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Untuk mencapai kedua hal itu dalam kooperatif memang bukan pekerjaan yang
mudah. ( Sanjaya, 2010 : 249 – 251 )
1.
Pendekatan
Ketrampilan Proses Belajar Mengajar Matematika
SD
Pendekatan Konsep
Guru Matematika
SD mempunyai tugas yang kompleks yaitu memahami dengan baik materi yang akan
diajarkan, memahami dan memanfaatkan dengan baik siswa belajar Matematika memahami cara mengajarkan Matematika
yang efektif, menggunakan cara-cara pembelajaran Matematika
Tujuan
pembelajaran Matematika SD menurut kurikulum 2004 adalah mengembangkan
kemampuan bernalar melalui kegiatan panyelidikan, ekspositoris dan eksperimen
sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model Matematika serta
sebagai alat komunikasi melalui Simbol, Tabel, Grafik, Diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
Teori belajar Matematika
Untuk mengajar Matematika di SD menurut
Winataputra (2007:7) ada 6 teori yaitu sebagai berikut:
1.
Teori belajar William Brownell
Anak-anak pasti memahami
apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanent atau terus
menerus untuk waktu yang lama. Salah satu cara bagi siswa untuk mengembangkan
pemahaman tentang Matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika mereka
mempelajari konsep Matematika.
2. Teori Belajar Zolton P. Dienes
Dengan menggunakan
berbagai sajian tentang suatu konsep Matematika, anak-anak akan dapat memahami secara
penuh konsep tersebut jika hanya dibandingkan dengan satu macam sajian.
3. Teori belajar Jean Piaget
Perkembangan mental
setiap pribadi melewati 4 tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap
praoperasional, tahap operasi kongkrit, dan tahap operasi formal.
4. Teori belajar Albert Bandura
Belajar yang menekankan
pada pemerolehan kompleks melalui pengamatan modeled behavior / prilaku yang
diteladani beserta konsekuensinya terhadap individu.
5. Teori Jeremi S. Bruner
Metode belajar merupakan
factor yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan
suaatu kemampuan khusus. Metode yang sangat didukung oleh Jeromi S. Bruner
adalah metode belajar dengan penemuan (inkuiri).
6. Teori belajar Robert M. Gagne
Hasil belajar lebih
penting dari pada proses belajar. Tujuan pembelajaran adalah pemerolehan
kemampuan-kemampuan yang telah dideskripsikan secara khusus dan dinyatakan
istilah-istilah tingkah laku
2.
Cara-cara
pembelajaran Matematika
Cara-cara
pembelajaran Matematika di sekolah dasar yang di anggap sesuai saat ini menurut
Mahsetyo (2007:26) adalah sebagai berikut:
1.
Problem
Solving / pemecahan masalah
Ciri utama problem
solving adalah adanya masalah yang tidak rutin (non routine problem) pada
awalnya pembelajaran ini mengalami kesulitan mengerjakanya namun seterusnya
menjadi terbiasa dan cerdas dalam memecahkan masalah setelah memperoleh banyak
latihan.
2. Mathematical Investigation
Mathematical
Investigation adalah penyelidikan Matematika tentang masalah yang dapat di kembangkan menjadi model Matematika berpusat pada
tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam dan bersifat
open ended. Kegiatan belajar dapat berupa cooperative learning.
3. Contextual Learning
Contextual Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang
mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan atau kehidupan sehari-hari,
hal-hal yang factual atau keadaan nyata yang dialami siswa.
4. Inkuiri
Metode pembelajarn ini
mendorong sswa untuk memahami suatu fakta atau relasi Matematika dalam mengkaji
dan menemukan sendiri sehingga siswa dapat menarik kesimpulan sendiri.
3.
Proses
Belajar Mengajar Matematika
Proses belajar mengajar
merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut Hudojo (2002:92) belajar merupakan proses aktiv
dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku. Menurut Bell Gredler dalam Winata putra (2007:5)
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan, ketrampilan dan sikap. Selanjutnya menurut Yuli Kurnia (2005:8)
belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan atau prilaku yang dihasilkan oleh pengalaman,
perubahan tidak terjadi semata-mata terjadi melalui maturasi atau
kondisi-kondisi bersifat sementara.
Dari beberapa pengertian
diatas, belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali
baik sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Adapun ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam arti belajar adalah perubahan terjadi secara
sadar, bersfat kontinyu dan fungsional, positif dan aktif bukan bersifat
sementara, perubahn tersebut bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek
tingkah laku.
Mengajar merupakan
proses aktif guru untuk membimbing siswa dalam mempelajari dan memahami
konsep-konsep yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar (Ariifin;2003:8).
Karena kegiatan belajar merupakan hal yang wajib dikerjakan oleh individu, maka
guru hendaknya memberikan bimbingan dan dorongan kepada siswa agar timbul
motivasi pada diri siswa sebagai motivasi ekstrinsik. Selanjutnya mengajar
menurut Usman dan L. Setiawan (1993:4) adalah usaha untuk mengkoordinasikan
lingkungannya dengan siswa dan bahan pangajaran sehingga menimbulkan proses
belajar pada siswa. Dari pendapat tersebut mengajar merupakan suatu kegiatan
atau proses yang menyediakan kondisi yang merangsang kegiatan belajar siswa
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap nilai-nilai tertentu.
C.
Metode
Inkuiri
Pembelajaran menggunakan
metode inkuri/penemuan merupakan suatu model pengajaran, mendorong siswa untuk
memahami fakta/relasi Matematika yang masih baru bagi siswa. Misalnya pola-pola atau rumus tertentu.
Fakta atau relasi
sebenarnya sudah ada atau datemukan sebelumnya namun belum pernah digunakan
secara langsung oleh guru. Kegiatan dalam metode ini menggunakan konsep maupun
ketrampilan Matematika dalam kaitan dengan pemecahan masalah. Menurut Muhsetyo (2007:35)
metode penemuan (inkuiri) dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Penemuan Murni
Pelajaran terfokus pada
siswa, tidak terfokus pada guru, siswa yang menentukan tujuan dan pngalaman
belajar yang diinginkan kepada para siswa kemudian siswa diminta untuk mangkaji
dan menemukan fakta atau relasi yang terdapat dalam masalah tadi yang ahkhirnya
siswa juga yng menarik kesimpulan dari apa yang mereka temukan. Siswa hamper
tidak mendapat bimbingan guru.
2. Penemuan Terbimbing
Guru mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada siswa tentang materi pelajaran. Bimbingan yang diberkan
sangat tergantung kepada kemampuan siswa dan topik yang dipeljari. Bimbingan
bisa berupa petunjuk, arahan, pertanyaan atau dialog sehingga diharapkan siswa
sampai pada kesimpulan sesuai dengan yang diinginkan guru. Guru harus sudah
merancang secara jelas kesimpulan apa yang harus ditemukan.
Adapun tujuan yang ingin
dicapai peneliti dalam menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan belajarnya.
2.
Mengurangi
ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
3.
Melatih
siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang
tidak ada habisnya.
4.
Memberi
pengalaman belajar seumur hidup.
Alasan penggunaan metode
inkuiri adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
2.
Belajar
tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tetapi juga lingkungan sekitar.
3.
Melatih
siswa untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4.
Penanaman
kebiasaan untuk belajar seumur hidup.
D.
Tinjauan
Hasil Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian
Jumiati, mahasiswa Universitas Terbuka tahun 2008 dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar Matematika dalam menentukan sifat-sifat Bangun Datar Sederhana dengan
Menggunakan Metode Penemuan Melalui Model Pembelajaran Koopertif” diperoleh
hasil bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dalam menggunakan metode
inkuiri adalah memuaskan. Hasil penelitiannya juga menunjukkan adanya
peningkatan prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa dalam pembelajaran
sangat memuaskan.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subyek, Tempat, dan Waktu
Penelitian
1.
Subyek penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Mengandung Sari Kecamatan Sekampung Udik Kabupatan Lampung Timur,
dengan jumlah siswa 15 anak, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan.
Tabel 3.1 : Daftar nama siswa dan jenis kelamin
No
|
Nama siswa
|
Jenis Kelamin
|
1
|
Alya Herawati
|
P
|
2
|
Amanda
|
P
|
3
|
Bagus Santoso
|
L
|
4
|
Balqis lutfhi aqila
|
P
|
5
|
Dava Chautama
|
L
|
6
|
Dedi Setiawan
|
L
|
7
|
Dina Meristika
|
P
|
8
|
Ismaya Trisna Nabila
|
P
|
9
|
Farel Saputra
|
L
|
10
|
Gilang Ramadhan
|
P
|
11
|
Yussy Ariska Mahdani
|
P
|
12
|
Marlin Tri Susilowati
|
P
|
13
|
SalwaThalita Azzahra
|
P
|
14
|
Raditio Galih Kurniawan
|
L
|
15
|
Muhammad Dinul Qowim
|
L
|
Subyek pelaku tindakan kelas adalah guru
kelas IV yang dibantu oleh teman sejawat dan kepala sekolah selama melaksanakan
penelitian. Mata pelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran adalah pelajaran Matematika kelas IV,
khususnya pada materi simetri bangun datar.
2.
Tempat Penelitian
Lokasi penelitian pembelajaran adalah di SD
Negeri 2 Mengandung Sari Kecamatan sekampung Udik Kabupaten Lampung timur.
Adapun waktu penelitian pembelajaran ini dilakukan pada semester II tahun Pelaajaran 2015/2016. Mata pelajaran Matematika, tentang
simetri lipat matematika bangun datar dengan metode inkuiri.
3.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam Tiga siklus,
Pra siklus dilaksanakan pada hari Rabu 11 Mei 2016, siklus I pada Hari Rabu 18 Mei 2016, siklus II pada Hari Rabu 25 Mei 2016, dan sesuai dengan
jadwal kegiatan. Penelitian ini di bantu oleh teman sejawat sebagai rekan kerja
dan pengamat dalam penelitian ini.
Tabel 3.2
: Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran Matematika
Hari/Tanggal
|
Jam Ke
|
Mata Pelajaran
|
Keterangan
|
Rabu,11-05-2016
|
1-2
|
Matematika
|
Pra Siklus
|
Rabu,
18-05-2016
|
1-2
|
Matematika
|
Siklus I
|
Rabu,
25-05-2016
|
1-2
|
Matematika
|
Siklus II
|
B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian tindakan kelas (PTK). Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses
dimana melalui proses ini guru menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan
perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal.
Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus masing-masing siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Pengumpulan Data
4.
Pefleksi
Empat tahap dalam satu putaran pada penelitian adalah:
1.
Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian pada
tahap ini peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan penelitan, serta membuat
rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain
itu tahap ini juga dipersiapkan instrument penelitian dan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan
2.
Tindakan
atau Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan yang harus
dilaksanakan peneliti sebagai upaya untuk melaksanakan perbaikan kegiatan
belajar mengajar serta mengamati hasil dan proses kegiatan belaar mengajar yang
dilakukan oleh teman sejawat
3.
Pengumpulan
Data
Pada tahap ini peneliti berusaha
mengumpulkan data untuk mendapatkan hasil.
4.
Refleksi
(analisis dan interpretasi)
Pada tahap ini peneliti bersama
guru dan teman sejawat sebagai pengamat melihat serta mempertimbangkan hasil
dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan.
Siklus I
1.
Rencana
Tindakan Perbaikan atau Tahap Rancangan
a.
Penyusunan
RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk observasi proses belajar mengajar
yang bisa dilakukan guru, pada pelajaran Matematika. Banyak ditemukan kesalahan konsep
ketika guru menerangkan materi pelajaran. Setelah itu peneliti menyusun rencana
pembelajaran dengan metode penemuan berdasarkan materi pelajaran yang
diberikan.
b.
Kegiatan
selanjutnya terdiri dari kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun
langkah-langkah pembelajaran, merencanakan alat yang sesuai dengan pokok
bahasan yang akan diajarkan.
c.
Mempersiapkan
daftar pengamatan sebagai acuan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran Matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d.
Memberikan
tes di akhir pelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan prestasi.
2.
Pelaksanaan
Perbaikan
a.
Saat
pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dibantu oleh teman
sejawat sebagai pengamat yang memantau jalannya proses pembelajaran yang
hasilnya berupa rekaman data kegiatan pembelajaran.
b.
Guru
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan untuk meningkatkan
prestasi belajar dimana guru menggunakan media yang mendukung sesuai dengan
materi yang disampaikan, guru kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
tugas-tugas sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
guru.
3.
Pengumpulan
Data
a.
Pada waktu
guru mengajar, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan pengumpulan data
dengan cara mencatat kejadian-kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung
untuk mengetahui sejauh mana data prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
diberi tindakan.
b.
Untuk
mengetahui perkembangan prestasi, siswa diberi angket prestasi belajar pada
awal kegiatan sebelum melakukan tindakan dan juga pada lembar jawaban observasi
prestasi belajar yang dibawa peneliti. Untuk mengetahui perkembangan prestasi
belajar siswa dilakukan melalui tes yang diberikan setiap akhir siklus.
4.
Refleksi
Dari hasil observasi,
dilakukan analisis pada tindakan I kemudian dilanjutkan dengan refleksi yang
dilakukan bersama teman sejawat, perlu dilakukan tindakan selanjutnya.
Tabel 3.3 : Keaktivan Siswa Peserta Didik Kelas IV Dalam
Pembelajaran Matematika
No
|
Nama Siswa
|
Keaktivan Siswa
|
||
Aktiv
|
Kurang Aktiv
|
Tidak Aktiv
|
||
1
|
Alya Herawati
|
|
|
|
2
|
Amanda
|
|
|
|
3
|
Bagus Santoso
|
|
|
|
4
|
Balqis lutfhi aqila
|
|
|
|
5
|
Dava Chautama
|
|
|
|
6
|
Dedi Setiawan
|
|
|
|
7
|
Dina Meristika
|
|
|
|
8
|
Ismaya Trisna Nabila
|
|
|
|
9
|
Farel Saputra
|
|
|
|
10
|
Gilang Ramadhan
|
|
|
|
11
|
Yussy Ariska Mahdani
|
|
|
|
12
|
Marlin Tri Susilowati
|
|
|
|
13
|
SalwaThalita Azzahra
|
|
|
|
14
|
Raditio Galih Kurniawan
|
|
|
|
15
|
Muhammad Dinul Qowim
|
|
|
|
Tabel 3.4 : Lembar
Pengamatan Perbaikaan Pembelajaran
No
|
Aspek
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
1
|
Penjelasan konsep oleh guru
|
|
|
Cukup
|
2
|
Pemberian contoh
|
|
|
Cukup
|
3
|
Pemberian Latihan
|
|
|
Cukup
|
4
|
Penggunaan alat peraga
|
|
|
Kurang
maksimal
|
5
|
Penggunaan metode mengajar
|
|
|
|
|
·
Ceramah
|
|
|
Terlalu
panjang
|
|
·
Tanya
Jawab
|
|
|
Tidak
terkonsep
|
|
·
Diskusi
Kelompok
|
|
|
Kurang
maksimal
|
|
·
Latihan/Penugasan
|
|
|
Cukup
|
6
|
Penguasaan Konsep/hasil belajar
|
|
|
Cukup
|
7
|
Aktivitas siswa
|
|
|
kurang
|
8
|
Pengorganisasian materi ( sistematis, logis )
|
|
|
Cukup
|
9
|
Pemilihan sumber/media pembelajaran
|
|
|
Baik
|
10
|
Kejelasan skenario
pembelajaran ( kegiatan awal, inti, akhir )
|
|
|
Baik
|
11
|
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan
pembelajaran
|
|
|
Baik
|
12
|
Kelengkapan instrument ( soal, kunci, peoaman
penskoran
|
|
|
Baik
|
Beri tanda chek ( Ö ) pada kolom Ada / Tidak Ada
Prosedur Penilaian Siklus II
1.
Rencana
Tindakan Perbaikan (perencanaan)
a.
Rencana
tindakan kelas siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama
siklus I. pada siklus I guru menyampaikan materi dengan metode penemuan dengan
menggunakan media gambar tidak dengan media benda nyata.
b.
Menyusun
rencana perbaikan pembelajaran siklus II sebagai kelengkapan proses belajar
mengajar.
c.
Mempersiapkan
daftar pengamatan sebagai acuan untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d.
Memberikan
tes pada akhir pelajaran untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa.
2.
Pelaksanaan
Perbaikan
a.
Tindakan
pada siklus II disusun berdasarkan refleksi dari hasil tindakan pertama. Hasil
analisis data pada siklus I tersebut digunakan sebagai acuan refleksi untuk
menentukan rencana tindakan tahap ke II dengan mengadakan beberapa perbaikan
dari rencana tindakan tahap pertama.
b.
Pada
siklus II ini lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan
mencari bentuk-bentuk bangun datar dan jumlah sisinya. Pada saat pelaksanaan
tindakan ini didapat hasil rekaman data
tentang kegiatan pembelajaran dari teman sejawat.
3.
Pengumpulan
Data
Untuk mengetahui
perkembangan prestasi belajar siswa dilakukan pengisian lembar observasi
prestasi belajar siswa dan melalui tes yang diberikan setiap akhir siklus.
4.
Refleksi
Berdasarkan data tentang
prilaku siswa yang diperoleh pada pemberian tindakan yang berupa data jawaban
tes siswa baik prestasi belajar maupun pemantauan Proses pembelajaran di kelas,
maka data tersebut diolah dan dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian
dimanfaatkan sebagai salah satu masukan untuk melakukan refleksi dan digunakan
sebagai bahan untuk menyusun tindakan selanjutnya.
Tabel 3.5 : Keaktivan Siswa Peserta Didik Kelas IV Dalam
Pembelajaran Matematika
No
|
Nama Siswa
|
Keaktivan Siswa
|
||
Aktiv
|
Kurang Aktiv
|
Tidak Aktiv
|
||
1
|
Alya Herawati
|
|
|
|
2
|
Amanda
|
|
|
|
3
|
Bagus Santoso
|
|
|
|
4
|
Balqis lutfhi aqila
|
|
|
|
5
|
Dava Chautama
|
|
|
|
6
|
Dedi Setiawan
|
|
|
|
7
|
Dina Meristika
|
|
|
|
8
|
Ismaya Trisna Nabila
|
|
|
|
9
|
Farel Saputra
|
|
|
|
10
|
Gilang Ramadhan
|
|
|
|
11
|
Yussy Ariska Mahdani
|
|
|
|
12
|
Marlin Tri Susilowati
|
|
|
|
13
|
SalwaThalita Azzahra
|
|
|
|
14
|
Raditio Galih Kurniawan
|
|
|
|
15
|
Muhammad Dinul Qowim
|
|
|
|
Tabel 3.6 : Lembar
Pengamatan Perbaikaan Pembelajaran
No
|
Aspek
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
1
|
Penjelasan konsep oleh guru
|
|
|
Cukup
|
2
|
Pemberian contoh
|
|
|
Cukup
|
3
|
Pemberian Latihan
|
|
|
Cukup
|
4
|
Penggunaan alat peraga
|
|
|
Kurang
maksimal
|
5
|
Penggunaan metode mengajar
|
|
|
|
|
·
Ceramah
|
|
|
Terlalu
panjang
|
|
·
Tanya
Jawab
|
|
|
Tidak
terkonsep
|
|
·
Diskusi
Kelompok
|
|
|
Kurang
maksimal
|
|
·
Latihan/Penugasan
|
|
|
Cukup
|
6
|
Penguasaan Konsep/hasil belajar
|
|
|
Cukup
|
7
|
Aktivitas siswa
|
|
|
kurang
|
8
|
Pengorganisasian materi ( sistematis, logis )
|
|
|
Cukup
|
9
|
Pemilihan sumber/media pembelajaran
|
|
|
Baik
|
10
|
Kejelasan skenario
pembelajaran ( kegiatan awal, inti, akhir )
|
|
|
Baik
|
11
|
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan
pembelajaran
|
|
|
Baik
|
12
|
Kelengkapan instrument ( soal, kunci, peoaman
penskoran
|
|
|
Baik
|
Beri tanda chek ( Ö ) pada kolom Ada / Tidak Ada
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Lembar
Observasi
Lembar ini digunakan untuk mengamati
peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan.
2.
Lembar
Aktifitas Siswa
Lembar ini digunakan untuk mengetahui
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
3.
Angket
Respon Siswa
Angket ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan.
Sebagai penunjang pengumpulan data diperlukan perangkat pembelajaran
sebagai berikut :
1.
Rencana
perbaikan pembelajaran
2.
Lembar
kerja siswa.
Analisis Data
Data yang diperoleh
dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi pengelolaan pembelajaran,
pemberian tugas, lembar penilaian aktivitas siswa dan tes hasil belajar siswa
dianalisis dengan cara sebagai berikut :
-
Tes hasil
belajar
Analisis data hasil
belajar siswa dilakukan untuk mengetahui peningkatan kompetensi kognitif siswa
akibat adanya perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode penemuan
untuk menentukan peningkatan kompetensi kognitif belajar siswa dianalisis
dengan menggunakan topik deskriptif atau prosentase (%) sebagai berikut :
daya serap = jumlah nilai yang benar x 100%
jumlah
soal
datanya dapat dilihat pada tabel terlampir.
-
Hasil daya
serap siswa dapat diketahui.
Yang mendapat daya serap mencapai 70% ke atas adalah 13 siswa, sedang yang
mencapai daya serap 70% kebawah adalah 2 siswa.
-
Ketuntasan
kelas menggunakan persamaan :
Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah total
siswa
Siklus I
1. Rencana
a. Menyusun
skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja siswa, menyiapkan masalah dan lembar
penilaian
b. Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa dan
guru dalam proses pembelajaran
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
yang telah direncanakan.
b. Melaksanakan penilaian.
3. Pengamatan
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan adalah:
a. Lembar pengamatan kepada siswa
b. Lembar pengamatan kegiatan guru
c. Lembar tes
4. Pengumpulan data
a. Menilai aktifitas siswa
b. Menilai hasil belajar siswa
5. Refleksi
Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil
yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a. Guru kurang maksimal dalam menggunakan
metode pembelajaran
b. Keberanian
siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian untuk mengungkapkan pendapat masih rendah.
c. Guru kurang mendorong aktifitas siswa
Siklus II
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan
-
Menyusun
rencana perbaikan
-
Memadukan
hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
-
Menyiapkan
masalah/soal
2.
Pelaksanaan
-
Menjelaskan
tujuan pembelajaran
-
Menjelaskan
materi pembelajaran
-
Membagi
kelompok sesuai dengan kelompok belajar
-
Memberi
masalah
-
Membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan
-
Melaporkan
hasil kerja kelompok
-
Menyimpulkan
materi
-
Melaksanakan
penilaian
3.
Pengumpulan data
Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
Dari siswa antara lain:
-
Menilai
aktifitas siswa dan hasil tes
-
Menilai
hasil kerja kelompok
-
Menilai
pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
Jenis-jenis data adalah sebagai berikut :
a. Data korelatif berupa :
1. Rencana
a.
Menyusun
skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja siswa, menyiapkan masalah
dan lembar penilaian.
b.
Menyusun
lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran
2. Pelaksanaan
a.
Melaksanakan
skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.
b.
Melaksanakan
penilaian.
3. Pengumpulan
data
a.
Menilai
aktifitas siswa
b.
Menilai
hasil belajar siswa
4. Refleksi
Setelah menganalisa dan
mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil yang dicapai belum maksimal. Hal ini
disebabkan oleh:
a.
Guru
kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran
b.
Keberanian
siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian untuk mengungkapkan pendapat
masih rendah.
c.
Guru
kurang mendorong aktifitas siswa
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan
-
Menyusun
rencana perbaikan
-
Memadukan
hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
-
Menyiapkan
masalah/soal
2.
Pelaksanaan
-
Menjelaskan
tujuan pembelajaran
-
Menjelaskan
materi pembelajaran
-
Membagi
kelompok sesuai dengan kelompok belajar
-
Memberi
masalah
-
Membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan
-
Melaporkan
hasil kerja kelompok
-
Menyimpulkan
materi
-
Melaksanakan
penilaian
3. Pengumpulan
data
Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
a.
Dari siswa
antara lain:
-
Menilai
aktifitas siswa dan hasil tes
-
Menilai
hasil kerja kelompok
-
Menilai
pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
b. Jenis data
-
Data
korelatif berupa berupa data hasil pengamatan
-
Data
kuantitatif berupa data hasil pembelajaran siswa
c. Tehnik pengumpulan data
-
Data
kesulitan siswa diambil dari penilaian hasil pembelajaran melalui tes
-
Data
aktifitas guru dan siswa diambil dari proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar pengamatan
d. Analisis data
-
Prosentase
banyak siswa yang mendapat nilai diatas 65
-
Prosentase
banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
Dalam perbaikan
pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan data hasil
pengamatan
4. Refleksi
-
Menganalisis
aktifitas siswa
-
Menganalisis
hasil belajar siswa
-
Menyusun
laporan
Dalam perbaikan
pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan
yang terjadi pada proses pembelajaran. Ternyata proses pembelajaran lebih baik,
keberanian siswa untuk bertanya bertambah dan antusias menaingkat dan
menyenangkan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Hasil Penelitian
Siklus I
Untuk memperoleh
gambaran dari hasil penelitian diperlukan data. Data tersebut adalah sejumlah
fakta yang digunakan sebagai sumber atau masukan untuk menentukan kesimpulan
atau keputusan yang diambil. Yang menjadi topik pengamatan adalah kegiatan
siswa, kegiatan guru dan hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran Matematika tentang simetri
Matematika bagun datar.
Setelah diadakan
penelitian pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa
kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yaitu dalam mengidentifikasi
simetri lipat Matematika bangun datar dengan metode penemuan, Prestasi belajar
siswa dan aktifitas siswa serta pemahaman terhadap materi pembelajaran masih
kurang maksimal. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata 69,33%. Nilai ini belum
mencapai KKM
yang ditetapkan di SD Negeri 2
Mengandung Sari.
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Alya Herawati
|
70
|
Tuntas
|
2
|
Amanda
|
40
|
Tidak
Tuntas
|
3
|
Bagus Santoso
|
70
|
Tuntas
|
4
|
Balqis lutfhi aqila
|
80
|
Tuntas
|
5
|
Dava Chautama
|
90
|
Tuntas
|
6
|
Dedi Setiawan
|
80
|
Tuntas
|
7
|
Dina Meristika
|
50
|
Tidak
Tuntas
|
8
|
Ismaya Trisna Nabila
|
50
|
Tidak
Tuntas
|
9
|
Farel Saputra
|
50
|
Tidak
Tuntas
|
10
|
Gilang Ramadhan
|
70
|
Tuntas
|
11
|
Yussy Ariska Mahdani
|
90
|
Tuntas
|
12
|
Marlin Tri Susilowati
|
80
|
Tuntas
|
13
|
SalwaThalita Azzahra
|
70
|
Tuntas
|
14
|
Raditio Galih Kurniawan
|
80
|
Tuntas
|
15
|
Muhammad Dinul Qowim
|
70
|
Tuntas
|
Jumlah
|
1040
|
|
|
Rata-rata
|
69,33
|
|
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Sebelum Siklus Siklus
I
b. Hasil Penelitian
Siklus II
Pada siklus II ini
peneliti berusaha untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada siklus I.
1)
Perencanaan
Bersama teman sejawat
peneliti menyusun rencana tindakan untuk memecahkan masalah yang timbul pada
siklus I. rencana tindakan pada siklus II ini sama dengan siklus I.
2)
Pelaksanaan
Pembelajaran
-
Melaksanakan
skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan olah
RPP II.
-
Melaksanakan
penilaian.
3)
Pengamatan
Pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat sama dengan pengamatan siklus I . Hasil pengamatan
siklus ini adalah sebagai berikut :
Setelah diadakan
penelitian pada siklus II menunjukkan hasil bahwa kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum siklus
siswa yang mendapat nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya tiga siswa dari
15 siswa di SD Negeri 2 Mengandung Sari, sedangkan siswa yang lain mendapatkan
dibawah SKM. Namun setelah diadakan perbaikan pada siklus II terjadi
peningkatan yang begitu cepat
Tabel 4.2 : Hasil Nilai
Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Siklus 2
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Alya Herawati
|
80
|
Tuntas
|
2
|
Amanda
|
65
|
Tuntas
|
3
|
Bagus Santoso
|
80
|
Tuntas
|
4
|
Balqis lutfhi aqila
|
90
|
Tuntas
|
5
|
Dava Chautama
|
80
|
Tuntas
|
6
|
Dedi Setiawan
|
80
|
Tuntas
|
7
|
Dina Meristika
|
65
|
Tuntas
|
8
|
Ismaya Trisna Nabila
|
70
|
Tuntas
|
9
|
Farel Saputra
|
70
|
Tuntas
|
10
|
Gilang Ramadhan
|
70
|
Tuntas
|
11
|
Yussy Ariska Mahdani
|
100
|
Tuntas
|
12
|
Marlin Tri Susilowati
|
80
|
Tuntas
|
13
|
SalwaThalita Azzahra
|
80
|
Tuntas
|
14
|
Raditio Galih Kurniawan
|
80
|
Tuntas
|
15
|
Muhammad Dinul Qowim
|
100
|
Tuntas
|
Jumlah
|
1190
|
|
|
Rata-rata
|
79,33
|
|
Grafik 4.2 : Diagram grafik pada sebelum siklus, siklus I & II
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Siklus I Siklus II
Dengan
melihat tabel prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa prestasi hasil
belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup pesat yaitu 13 siswa
sudah berhasil sesuai dengan KKM bahkan ada yang diatas KKM, hanya 2 siswa yang
belum berhasil dari 15 siswa di SD Negeri 2 Mengandung Sari
Tabel 4.3 : Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai Pada
Siklus
|
|
I
|
II
|
||
1
|
Alya Herawati
|
70
|
70
|
2
|
Amanda
|
40
|
65
|
3
|
Bagus Santoso
|
70
|
80
|
4
|
Balqis lutfhi aqila
|
80
|
80
|
5
|
Dava Chautama
|
90
|
80
|
6
|
Dedi Setiawan
|
80
|
70
|
7
|
Dina Meristika
|
50
|
80
|
8
|
Ismaya Trisna Nabila
|
50
|
70
|
9
|
Farel Saputra
|
50
|
70
|
10
|
Gilang Ramadhan
|
70
|
70
|
11
|
Yussy Ariska Mahdani
|
90
|
100
|
12
|
Marlin Tri Susilowati
|
80
|
80
|
13
|
SalwaThalita Azzahra
|
70
|
70
|
14
|
Raditio Galih Kurniawan
|
80
|
80
|
15
|
Muhammad Dinul Qowim
|
70
|
100
|
Jumlah
|
1040
|
1190
|
|
Rata-rata
|
69,33
|
79,33
|
Grafik 4.3 : Diagram grafik pada sebelum siklus, siklus I & II
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Sebelum
Siklus Siklus I
Siklus II
B. Pembahasan Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pembahasan Siklus I
Hasil penelitian
pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar Matematika tentang simetri
Matematika bangun datar di kelas IV terutama dalam mengidentifikasi simetri lMatematikat
bangun datar persegi, persegi panjang, segi tiga, lingkaran, trapezium masih belum
sepenuhnya dipahami anak.
Beberapa hal yang menyebabkan ini adalah:
a.
Siswa
kurang termotifasi untuk belajar Matematika
b.
Metode
yang diterapkan guru masih belum bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran di kelas.
Dari segi prestasi
belajar juga tampak jelas bahwa prestasi belajar siswa masih jauh dan kurang
memuaskan bagi peneliti hal ini dapat dilihat dari hasil nilai pada diagram
grafik siklus I sebagai berikut.
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II ini pengamatan yang diperoleh adalah:
a. Antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat,
karena pembelajaran dengan metode penemuan lebih jelas dan terarah.
b. Interaksi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru
memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.
c. Hasil akhir siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding
siklus I, dari rata-rata 73,33% menjadi 86,66%.
Tabel 4.4 : Lembar Hasil
Pengamatan Perbaikaan Pembelajaran Siklus I - II
Siklus
|
Jumlah
|
Nilai
KKM = 60
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|
Jumlah
Siswa
|
prosentase
|
||||
I
|
15
|
11
|
73,33%
|
1040
|
69,33
|
II
|
15
|
13
|
86,66%
|
1190
|
79,33
|
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Penelitian
Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1.
Pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode penemuan (inkuiri) dapat meningkatkan kemampuan/hasil
belajar siswa
2.
Pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran Matematika dengan metode penemuan mengalami peningkatan
3.
Aktifitas
siswa dalam pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran kooperatif dapat muncul dan berkembang
4.
Dengan
menggunakan metode penemuan dapat melatih dan mendorong siswa dalam menemukan
suatu fakta atau relasi yang belum diketahui
B. Saran dan Tindak Lanjut
Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Kegiatan
pembelajaran Matematika yang selama ini menggunakan metode kurang meningkatkan hasil
belajar siswa, keaktifan siswa dan pemahaman terhadap materi sebaiknya
menggunakan pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
2.
Dengan
melihat hasil belajar siswa melalui metode penemuan yang mengalami peningkatan,
tentunya bisa dikembangkan dengan metode pembelajaran yang lain yang dianggap
lebih efektif.
3.
Dengan
adanya perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan profesional guru
dalam mengemban amanat sebagai guru yang profesional.
DAFTAR
PUSTAKA
Augustine, C. and Smith, W. C.
(jr).1992. Theaching Elementary School Mathematic.New York : Ny :
Harpell Collins.
E.Mulyasa. (2009). Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Hatfield, Mary M. Edward, Nancy
Tanner & Bitter, Garry G. 1993. Mathematic Method for The Elementary and
Midle School. Boston : Allyn and Bacon.
Kurikulum. 2004. Mata Pelajaran MATEMATIKA.
Jakarta : Depdiknas.
Moedjiono dan Moh. Dimyati.
1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud. Ditjen Pendidikan
Tinggi. Proyek pembinaan tenaga kependidikan.
Muhibbin Syah, ( 2011 ).M. Ed, Psikologi
Belajar, PT. Logos Wacana Ilmu,
Nana Sujdana.
2002.Penilaian HasilProses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik,2004,Proses Belajar Mengajar,Jakarta Bumi
Aksara
Raka Joni, T. (ED) 1998. Penelitian
Tindakan Kelas Bagian Kedua prosedur Pelaksanaan . Jakarta : Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Ditjen DIKTI.
Raka Joni, T.
Kardiawarman & Hadi Subroto, T. 1998. Penelitian Tindakan Kelas, Bagian
Pertama Konsep Dasar.Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah,
Ditjen DIKTI.
Suprijono, Agus. 2012.Cooperative Learning: Teori & Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Belajar
No comments:
Post a Comment