Kurikulum KTSP adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
mengedepankan nilai sikap dan intelektual siswa dan memberi ruang gerak lebih
besar kepada siswa untuk mencari,menanya, mengobservasi dan mengomunikasikanya
kembali, dengan bermula dari masalah nyata di kehidupan sehari-hari pada proses
pembelajaran.
Kelebihan
KTSP
a.
Mendorong
terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu
adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada
situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
b.
Mendorong
para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
c.
KTSP
sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan
mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat
menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan
siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan
kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
d.
KTSP
akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli
beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
e.
KTSP
memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
f.
Guru
sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
g.
Kurikulum
sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan
isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi
daerahnya masing-masing.
h.
Menggunakan
pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi
terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
i.
Standar
kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan
belajar, maupun konteks social budaya.
j.
Berbasis
kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap
potensi- potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan
oleh lingkungan.
k.
Pengembangan
kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan)
sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan
yang dituangkan dalam kurikulum.
l.
Satuan
pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyususn dan mengembangkan silabus mata
pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan
kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
m.
Guru
sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.
n.
Mengembangkan
ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan pemahaman yang akan
membentuk kompetensi individual.
o.
Pembelajaran
yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan
dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
p.
Evaluasi
berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
q.
Berpusat
pada siswa.
r.
Menggunakan
berbagai sumber belajar.
s.
kegiatan
pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
Kelemahan
dari kurikulum KTSP adalah
a.
Kurangnnya
SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan
yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah
b.
Kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
c.
Masih
banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya,
penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
d.
Penerapan
KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru
Kelebihan
dan kelemahannya Kurikulum 2013
a.
Melatih
anak lebih peka terhadap lingkungan (alam dan sosial), karena belajar tidak
hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b.
Membiasakan
anak berfikir lebih kreatif dan kritis dengan menggunakan daya nalarnya,
mengingat dalam proses pembelajarannya yang semula ditekankan pada kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun dalam rancangan kurikulum 2013
dilengkapi lagi dengan proses mengamati, menanya, mengolah, menalar,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
c.
Adanya
keterbukaan dan transparansi dalam penilaian oleh guru kepada anak melalui
penilaian otentik.
Kelemahan
kurikulum 2013:
a.
Kurikulum
2013 menuntut kompetensi dan skill guru yang baik, terutama dalam memadukan
berbagai keterampilan (soft skill dan hard skill) dalam setiap pembelajaran,
keterampilan dalam memgembangkan matapelajaran berdasarkan kompetensi yang
ingin dicapai, melakukan penilaian otentik, dan yang paling utama adalah keterbukaan
dari guru.
b.
Mengintegrasikan
Matapelajaran IPS ke dalam matapelajaran Bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan
di SD sudah dapat dipastikan akan terjadi pendangkalan pemahaman materi IPS
pada anak lulusan SD. Dalam hal ini pasti ada beberapa materi IPS di SD yang
akan direduksi atau dihilangkan sama sekali.
c.
Masih
terkait kelemahan No.2. Pengintegrasian tersebut dikhawatirkan menimbulkan
beberapa miskonsepsi dari guru dan siswa, mengingat banyak istilah-istilah yang
berbeda antara mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Matapelajaran IPS. Juga
dikhawatirkan akan terjadi pengabaian materi-materi tertentu (terutama yang
terkait konsep IPS) oleh guru jika guru tersebut merasa tidak menguasai konsep
IPS tentang bahasan yang sedang di bahas dalam matapelajaran Bahasa Indonesia,
dan guru lebih menekankan Bahasa Indonesia nya dibandingkan IPS-nya, yang
seharusnya lebih proporsional.
d.
Beberapa
sekolah (dalam hal ini SD) yang tidak menerapkan guru kelas, tetapi guru
matapelajaran pada kelas IV sampai kelas VI (terutama sekolah-sekolah swasta
favorit), tentu saja akan kesulitan menerapkan kurikulum 2013, sebab guru
Bahasa Indonesia yang sudah bertahun-tahun mengajarkan satu matapelajaran
tesebut, tiba-tiba harus juga menguasai IPA dan IPS Bagaimana sekolah-sekolah
tersebut mengantisipasinya? Jika itu bisa diantisipasi dengan memberikan
tambahan keterampilan penguasaan materi IPA dan IPS pada guru tersebut, lalu
bagaimana dengan guru IPA dan IPS yang sudah diangkat sebagai guru tetap?
Apakah pemerintah akan mewajibkan (dalam tanda petik memaksa) sekolah-sekolah
dasar tersebut menerapkan “guru kelas”? Jika ini terjadi, rasanya ironis sekali
dengan apa yang selama ini didengungkan adanya otonomi pendidikan di sekolah
dan otonomi pembelajaran bagi guru di kelas.
e.
Anggaran
yang cukup besar dalam mempersiapkan guru akan menjadi sia-sia jika tidak
dirancang secara matang. Siapa yang akan melatih, bagaimana dengan kompetensi
instruktur yang akan memberikan pelatihan, lembaga mana yang akan ditugasi
untuk mengelola pelatihan guru, dan banyak lagi. Mengingat, diklat-diklat yang
selama ini dilakukan nampaknya tidak efektif mengahasilkan guru yang
profesional, keratif, dan inovatif. Transformasi dari paradigmateacher center
ke student center selama ini tidak berjalan sesuai harapan.
f.
Pemilihan
calon instruktur, harus benar-benar dilakukan secara transparan dan terseleksi
melalui seleksi kompetensi (tidak asal comot karena pertemanan). Pemilihan
instruktur untuk melatih guru seperti ini memerlukan waktu yang tidak singkat,
mengingat harus ada seleksi awal dan seleksi akhir.
PERBEDAAN
KTSP DENGAN KURIKULUM 2013
Dari kedua
kelemahan dan kelebihan kurikulum tersebut dapat dibandingkan bahwa KTSP lebih
menitik beratkan terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor,dari
keseluruhan ranah tersebut semuanya seimbang akan tetapi kurangnya faktor yang
mendukung tetap terlaksananya KTSP tersebut yaitu masih terdapat beberapa kelemahan yang ada
pada KTSP yang belum terpenuhi ketika proses pembelajaran.
Sedangkan dalam
kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap (Afektif),
pengetahuan (Kognittif), dan keterampilan (Psikomotor) secara terpadu.
No comments:
Post a Comment