Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013 - Hardy Math

Tuesday, October 6, 2015

Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013

Kurikulum KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengedepankan nilai sikap dan intelektual siswa dan memberi ruang gerak lebih besar kepada siswa untuk mencari,menanya, mengobservasi dan mengomunikasikanya kembali, dengan bermula dari masalah nyata di kehidupan sehari-hari pada proses pembelajaran.

Kelebihan KTSP
a.       Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.

b.      Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
c.       KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
d.      KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
e.       KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
f.       Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
g.      Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
h.      Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
i.        Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
j.        Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi- potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
k.      Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
l.        Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyususn dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
m.    Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.
n.      Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
o.      Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
p.      Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
q.      Berpusat pada siswa.
r.        Menggunakan berbagai sumber belajar.
s.       kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan

Kelemahan dari kurikulum KTSP adalah
a.       Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah
b.      Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
c.       Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
d.      Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru

Kelebihan dan kelemahannya Kurikulum 2013
a.       Melatih anak lebih peka terhadap lingkungan (alam dan sosial), karena belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b.      Membiasakan anak berfikir lebih kreatif dan kritis dengan menggunakan daya nalarnya, mengingat dalam proses pembelajarannya yang semula ditekankan pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun dalam rancangan kurikulum 2013 dilengkapi lagi dengan proses mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
c.       Adanya keterbukaan dan transparansi dalam penilaian oleh guru kepada anak melalui penilaian otentik.

Kelemahan kurikulum 2013:
a.       Kurikulum 2013 menuntut kompetensi dan skill guru yang baik, terutama dalam memadukan berbagai keterampilan (soft skill dan hard skill) dalam setiap pembelajaran, keterampilan dalam memgembangkan matapelajaran berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai, melakukan penilaian otentik, dan yang paling utama adalah keterbukaan dari guru.
b.      Mengintegrasikan Matapelajaran IPS ke dalam matapelajaran Bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan di SD sudah dapat dipastikan akan terjadi pendangkalan pemahaman materi IPS pada anak lulusan SD. Dalam hal ini pasti ada beberapa materi IPS di SD yang akan direduksi atau dihilangkan sama sekali.
c.       Masih terkait kelemahan No.2. Pengintegrasian tersebut dikhawatirkan menimbulkan beberapa miskonsepsi dari guru dan siswa, mengingat banyak istilah-istilah yang berbeda antara mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Matapelajaran IPS. Juga dikhawatirkan akan terjadi pengabaian materi-materi tertentu (terutama yang terkait konsep IPS) oleh guru jika guru tersebut merasa tidak menguasai konsep IPS tentang bahasan yang sedang di bahas dalam matapelajaran Bahasa Indonesia, dan guru lebih menekankan Bahasa Indonesia nya dibandingkan IPS-nya, yang seharusnya lebih proporsional.
d.      Beberapa sekolah (dalam hal ini SD) yang tidak menerapkan guru kelas, tetapi guru matapelajaran pada kelas IV sampai kelas VI (terutama sekolah-sekolah swasta favorit), tentu saja akan kesulitan menerapkan kurikulum 2013, sebab guru Bahasa Indonesia yang sudah bertahun-tahun mengajarkan satu matapelajaran tesebut, tiba-tiba harus juga menguasai IPA dan IPS Bagaimana sekolah-sekolah tersebut mengantisipasinya? Jika itu bisa diantisipasi dengan memberikan tambahan keterampilan penguasaan materi IPA dan IPS pada guru tersebut, lalu bagaimana dengan guru IPA dan IPS yang sudah diangkat sebagai guru tetap? Apakah pemerintah akan mewajibkan (dalam tanda petik memaksa) sekolah-sekolah dasar tersebut menerapkan “guru kelas”? Jika ini terjadi, rasanya ironis sekali dengan apa yang selama ini didengungkan adanya otonomi pendidikan di sekolah dan otonomi pembelajaran bagi guru di kelas.
e.       Anggaran yang cukup besar dalam mempersiapkan guru akan menjadi sia-sia jika tidak dirancang secara matang. Siapa yang akan melatih, bagaimana dengan kompetensi instruktur yang akan memberikan pelatihan, lembaga mana yang akan ditugasi untuk mengelola pelatihan guru, dan banyak lagi. Mengingat, diklat-diklat yang selama ini dilakukan nampaknya tidak efektif mengahasilkan guru yang profesional, keratif, dan inovatif. Transformasi dari paradigmateacher center ke student center selama ini tidak berjalan sesuai harapan.
f.       Pemilihan calon instruktur, harus benar-benar dilakukan secara transparan dan terseleksi melalui seleksi kompetensi (tidak asal comot karena pertemanan). Pemilihan instruktur untuk melatih guru seperti ini memerlukan waktu yang tidak singkat, mengingat harus ada seleksi awal dan seleksi akhir.

PERBEDAAN KTSP DENGAN KURIKULUM 2013
Dari kedua kelemahan dan kelebihan kurikulum tersebut dapat dibandingkan bahwa KTSP lebih menitik beratkan terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor,dari keseluruhan ranah tersebut semuanya seimbang akan tetapi kurangnya faktor yang mendukung tetap terlaksananya KTSP tersebut yaitu  masih terdapat beberapa kelemahan yang ada pada KTSP yang belum terpenuhi ketika proses pembelajaran.

Sedangkan dalam kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap (Afektif), pengetahuan (Kognittif), dan keterampilan (Psikomotor) secara terpadu.

No comments:

Post a Comment