Bisa
dibayangkan apa yang akan terjadi terhadap dunia ini seandainya tidak ada orang
pintar, tidak ada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, dan tidak ada penemuan
di bidang teknologi. Semuanya serba alami, seperti sediakala ketika Allah
menciptakan dunia ini. Tidak ada sekolah dan tidak ada orang yang ingin
sekolah. Kira-kira apa yang akan terjadi dengan dunia ciptaan Allah yang mulia
ini?
Sebaliknya,
apa yang terjadi dengan dunia ini seandainya hanya dipenuhi dengan para
ilmuwan, para penemu di bidang tekhnologi, sementara mereka tidak kenal Tuhan?
Mereka tidak mengakui adanya Allah, Pencipta dunia ini dengan segala isinya.
Mereka berkata bahwa dunia ini terjadi secara spontan dan sebagai hasil
"evolusi".
Mereka
juga menyetujui teori evolusi, yang diprakarsai Charles Darwin. Mereka tidak
mengakui mujizat dan semua tanda-tanda ajaib yang dikerjakan Allah dalam
sepanjang sejarah kehidupan.
Seandainya
demikian, bayangkan apa yang akan menimpa planet bumi ini? Kemungkinan besar,
dunia ini akan diisi dengan para Ilmuwan pengkhianat Allah. Akan muncul para
Ilmuwan "jahat" yang setiap saat menyakiti Penciptanya.
Apa
pula yang akan terjadi, seandainya dunia ini hanya diisi oleh orang-orang yang
sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan, tetapi tidak punya pengetahuan dan tidak
mau mengikuti perkembangan zaman, tidak tahu membaca dan menulis, sebab bagi
mereka belajar seperti itu hanyalah melelahkan badan dan tiada artinya? Apa
yang akan terjadi bila orang-orang menutup diri dengan dunia di sekitarnya dan
hanya memikirkan hal-hal yang berhubungan surga?
Mereka
tidak mau peduli dengan lingkungannya, yang penting adalah memikirkan hal-hal
yang berhubungan dengan surga. Mereka lupa daratan dan berpikir seolah-olah
mereka sudah di surga.
Coba
Anda tenang sejenak, dan renungkanlah kira-kira apa yang akan terjadi
seandainya keadaan kita seperti itu.
Kondisi
semacam ini, mengajak kita untuk memikirkan lebih dalam, bahkan ada hubungan
yang erat antara Iman dan Ilmu Pengetahuan. Allah memang bercita-cita agar
semua manusia ciptaanNya tetap beriman kepadaNya. Di dalam diri Allah terpancar
satu kerinduan agar manusia tetap mengakui Dia sebagai Pencipta, Tuhan dan
Juruselamat.
Bagamana
dengan ilmu pengetahuan? Apakah Allah benci dengan ilmu pengetahuan? Hal ini
perlu dipahami lebih dulu sebelum kita melangkah lebih jauh untuk membahasnya.
Allah Pencipta Ilmu Pengetahuan
Sejak
awalnya, Allah mencipta manusia segambar dengan Dia, yang sering disebut
"Imago Dei". Kesegambaran (citra) manusia dengan Allah terlihat dalam
tingkat intelektual yang diberikan oleh Pencipta itu sendiri, dan tidak
dimiliki oleh ciptaan lain. Allah melengkapi manusia dengan pikiran-pikiran
jernih yang mampu melihat kebesaran dan keagunan karya Pencipanya. Dari pikiran
yang jernih inilah, timbul berbagai ide yang menghasilkan penemuan-penemuan di
bidang teknologi. Allah menciptakan otak yang begitu cerdas dan tajam untuk
mendapatkan dan menemukan sesuatu.
Dari
sini terlihat sangat jelas, bahkan Allah sangat senang dengan ilmu pengetahuan,
karena ilmu itu sendiri bersumber dari Dia. Allah memberikan mandat kepada
manusia agar dapat mengembangkan ilmu bagi kemuliaanNya.
Di
sinilah letak permasalahan yang harus diperhatikan dengan baik. Ada para
ilmuwan, para sarjana yang tidak menggunakan ilmu pengetahuan yang diberikan
itu untuk kemuliaanNya. Ilmu yang diberikanNya tidak digunakan secara
bertanggung jawab dan proporsional. Pikiran dan
ide yang diberikanNya digunakan untuk merusak.
Pada
dasarnya ilmu pengetahuan bersifat relatif. Relatif, maksudnya tergantung oknum
yang menggunakannya. Kalau digunakan untuk maksud baik dan berguna maka Allah
sangat menyenanginya. Segala sesuatu Tuhan berikan dengan maksud membawa
keagungan bagi Sang Pencipta.
Allah Tidak Mau Dilecehkan
Persoalan yang
timbul ketika Allah memberikan pemikiran yang cemerlang kepada manusia adalah,
manusia seringkali sombong dan tidak tahu diri. Allah diabaikan bahkan
dimasukkan ke dalam "kota" dan Allah tidak diizinkan untuk
intervensi.
No comments:
Post a Comment